19 April 2024 - 15:52 15:52

Andai Saya Jadi Rektor Unpad

Oleh: Toni Toharudi

Setiap orang pasti mempunyai mimpi besar dalam hidupnya dan setiap orang berhak pula merealisasikan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Dalam konteks organisasi, seseorang dengan hasrat naluriahnya bisa jadi bermimpi menjadi pemimpin, karena ia berharap dapat memberikan manfaat bagi institusi.

Pada kenyataan yang demikian itu, maka menjadi pemimpin pada dasarnya bukan semata-mata mengejar jabatan, melainkan sebuah momentum agar siapa pun yang diberikan amanah untuk memimpin dapat mewujudkan mimpi besar sebuah institusi. Dengan demikian, menjadi Rektor Unpad dapat dimaknai sebagai “medan” pengabdian untuk berkontribusi lebih riil dalam upaya pengembangan Unpad secara kelembagaan.

Pada level mezzo, menjadi Rektor Unpad yang secara geografis berada pada latar sunda, tentu tidak boleh keluar dari akar budaya kesundaan. Artinya, seorang pemimpin juga harus memiliki visi untuk menjaga nilai-nilai dan tradisi kesundaan, sebagaimana telah diwariskan oleh para “karuhun”, yang dalam sejarahnya para mengharapkan agar siapa pun harus bisa menebar manfaat bagi masyarakat sunda.

Inilah sesungguhnya tujuan akhir ketika seseorang dipercaya menjadi Rektor Unpad, bukan saja dalam konteks mikro ingin mengubah wajah institusi Unpad menjadi lebih baik dengan kemampuan yang dimiliki, tetapi dalam rangka menjaga akar sejarah dan kebudayaan agar tetap kokoh dan bermanfaat bagi warga sunda.

Budaya sunda dan Unpad ibarat dua keping mata uang yang tidak terpisahkan. Sejarah mencatat pemilihan nama “Padjadjaran” yang digunakan diambil dari nama kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran, yang dipimpin oleh Raja Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda pada masa itu. Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Jawa Barat yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin pada masa depan. Dengan demikian, pemilihan rektor Unpad adalah salah satu bagian penting regenerasi kepemimpinan rakyat Jawa Barat.

Rektor sebagai “leader”, bukan semata-mata “manajer”

Rektor merupakan figur yang menjadi kunci keberhasilan perguruan tinggi. Jabatan Rektor adalah sebuah amanah, yang harus dipegang teguh dan penuh tanggungjawab. Ia bukan saja sebagai manajer, tetapi juga seorang leader yang harus berperan sebagai driving foce untuk kemajuan kampus. Oleh karena itu, keberadaannya dituntut untuk mampu membuat terobosan yang dapat memberikan dampak (outcome) nyata bagi pembangunan institusi.Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan Institusi. Jika seorang Rektor mampu menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan seluruh civitas akademika secara tepat, maka segala kegiatan yang baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, maupun pelayanan mahasiswa akan bisa terlaksana secara efektif. Inilah inti dari kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan efektif pada prinsipnya dapat membuat anggota menjadi percaya, loyal, dan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara optimal. Oleh karena itu, keberhasilan kepemimpinan dalam institusi Perguruan Tinggi dapat dilihat dari sejauhmana civitas akademika memiliki performansi yang baik. Kepemimpinan yang efektif akan mendorong para pengikut dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya berusaha dengan keras melaksanakan tugas-tugas, disertai dengan kemauan yang kuat untuk melaksanakannya.

Strategi Pengembangan Unpad

Seandainya amanah untuk menjadi Rektor Unpad datang pada diri saya, saya akan melakukan berbagai agenda strategis untuk membesarkan Institusi Unpad melalui berbagai terobosan sebagai berikut:

Pertama, menciptakan manajemen berbasis komunitas (community based management) Manajemen berbasis komunitas memungkinkan seluruh civitas akademika memiliki tanggung jawab yang sama untuk memajukan Institusi. Strategi yang dapat dilakukan diantaranya melalui upaya; 1) berperan sebagai solidarity-maker. Pemimpin adalah tempat bersatunya berbagai kepentingan dan pandangan sehingga keberadaannya dapat menyatukan dan memberikan arah dan tujuan lembaga secara jelas. Pemimpin harus mampu menggerakan seluruh civitas akademik untuk mendukung upaya pengembangan institusi. Di sini, seorang pemimpin harus menjalin komunikasi efektif, membuat tim merasa aman, mampu menciptakan ruang partisipasi bagi semua pihak (engagement) sehingga tercipta arah gerak yang sama bagi komunitas; 2) menawarkan visi kebaruan yang diejawentahkan melalui cetak biru (blue-print) pembangunan institusi yang jelas. Visi harus dipahami, dimengerti dan diimani oleh semua pihak. Dengan demikian, seluruh civitas akademik harus memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjadikan visi institusi sebagai pijakan dalam pelaksanaan program; 3) terbuka terhadap kritik. Kritik merupakan amunisi sebagai feedback menuju perbaikan. Dengan demikian, visi dan misi institusi senantiasa dapat terkontrol dengan baik ke arah pencapaian target-target yang telah ditetapkan.

Kedua, menerapkan Manajemen Berbasis Teknologi. Perguruan Tinggi dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi dan dinamika global terutama terkait era disrupsi (revolusi industri 4.0). Dalam konteks ini, pemimpin harus dapat membuat keputusan secara cepat dan akurat melalui pemanfaatan data dan informasi sebagai basis dalam pengambilan kebijakan. Penerapan teknologi juga wajib untuk menunjang proses pembelajaran, layanan kampus, dan sejenisnya.

Ketiga, menciptakan birokrasi yang profesional dan transparan yang mendorong pada upaya peningkatan Kesejahteraan dosen dan pegawai. Di sini perlu reformasi birokrasi untuk menunjang efektifitas manajemen organisasi. Strategi yang dapat dilakukan melalui: tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel, reformulasi kebijakan renumerasi, dan peningkatan kesejahteraan pegawai.

Keempat, memperkuat Publikasi dan Inovasi. Membawa Institusi UNPAD menjadi Perguruan Tinggi dengan daya saing tinggi (global) melalui peningkatan jumlah publikasi dan inovasi di bidang pengetahuan dan teknologi. Ke depan, UNPAD harus bisa menjadi Pusat Pengembangan Inovasi Keilmuan dan Teknologi sehingga mampu melahirkan generasi unggul. Langkah yang dapat dilakukan diantaranya meliputi: membangun jejaring dengan peneliti (terbaik) berkelas dunia (baik nasional maupun internasional) untuk melakukan akselerasi publikasi Internasional; dan membentuk International Advisory Board pada setiap level untuk akselerasi riset. Di samping itu UNPAD harus bisa mewujudkan hasil riset multidisiplin yang khas dan bisa mendunia.

Kelima, mengupayakan peningkatan dan percepatan program doktor diantaranya melalui penerapan kebijakan pemberian beasiswa khususnya bagi mahasiswa yang menempuh program doktoral (S3). Disamping itu membebaskan biaya kuliah pada mahasiswa S3 dengan mempersyaratkan harus bisa publikasi pada jurnal bereputasi minimal 3 selama pendidikan.

Keenam, membentuk Pusat Asesmen dan Sertifikasi. Program pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia salah satunya dengan membuat asesmen, baik individu maupun kelompok. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang meningkat serta jumlah angkatan kerja yang juga meningkat, dibutuhkan tenaga profesional yang dapat menunjang pekerjaan.Pendirian Pusat Asesmen dan Sertifikasi akan membuat UNPAD berada selangkah lebih maju dibanding perguruan tinggi lain di Indonesia. Pusat Asesmen dan Sertifikasi akan bekerja berdampingan dengan Pusat Pengembangan Karir (Career Development Center) yang dikelola secara terpisah, sehingga akan membuat UNPAD juga menjadi lembaga pendidikan yang memenuhi solusi terintgrasi dalam mencapai SDG. Keberadaan Pusat Asesmen di lingkungan UNPAD menjadi sangat strategis dalam dua sisi; 1) memenuhi kebutuhan di lingkungan UNPAD akan ketersedian program-program asesmen, baik individu maupun kelompok, baik asesemen kompetensi maupun potensi; dan 2) membantu pemerintah dan pihak-pihak non-pemerintah dalam melakukan asesmen yang efektif sehingga dapat mencetak tenaga profesional yang tersertifikasi yang dibutuhkan pasar kerja.

Keenam agenda tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dijalankan oleh semua pihak di lingkungan perguruan tinggi. Di sinilah sosok pemimpin ditantang untuk bagaimana membuat sebuah keputusan secara tepat, dan mampu mengeksekusi keputusan tersebut yang pada gilirannya melahirkan program-program yang memberikan dampak nyata bagi kemajuan Unpad tercinta. Di atas segalanya, keberhasilan kepemimpinan ditentukan sejauhmana pemimpin berkomitmen, tepat janji, dan konsisten, sebagaimana dalam akar budaya sunda disebut “sacangreud pageuh sagolek pangkek” tanpa melupakan ketentuan Yang Maha Kuasa seperti filosofi sunda “Dihin pinasti anyar pinanggih”.(sol)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03