WartaPenaNews, Jakarta – Kuliner warisan Raja masih bermakna sakral bagi sebagian masyarakat. Seiring dengan upaya pelestarian, serta upaya untuk memperkenalkan ke masyarakat luas terus dilakukan, baik oleh keluarga kerajaan seperti di Keraton Yogyakarta, maupun oleh masyarakat biasa.
Berbisnis Untuk Pelestarian Kuliner Bersejarah
Riswah Yuni, perempuan kelahiran Balikpapan, Kal-tim mencoba peruntungan dengan berbisnis Ayam Bakar Madu Salakilo. Menunya ini, terinspirasi dari kuliner kuno Raja-Raja Kutai. Berbagai upayapun dilakukan, diantaranya meng up-grade citarasa dan penyajian agar lebih lezat dan sesuai selera masyarakat. Diantaranya dengan penggunaan bumbu dengan campuran kecap dan madu.
Tidak sulit bagi perempuan yang hobi memasak untuk menghasilkan kelezatan alami khas olahan ayam bakar yang spesial. Awalnya hanya terjual 20 porsi dalam sehari, namun lambat laun jumlah penjualan kian meningkat, berkat promosi dari mulut ke mulut. Kekinian, terjual hingga 300 porsi dalam sehari!
Seporsi ayam bakar dengan pelengkap nasi putih, tahu, tempe, terong goreng, lalapan dan sambal salak dijual seharga Rp. 25, 000,-.
Madu Hutan dan Sambal Salak Yang Inovatif
Walau banyak resep ayam bakar madu sebagai campuran saus, namun olahan ayam bakar Yuni terbilang istimewa. Menggunakan madu alami yang berasal dari hutan Kalimantan- Timur, yang dicampur dengan kecap manis berkualitas sebagai bumbu olesan.
Aroma sedap, tekstur yang lembut, serta citarasa lezat karena saus dan bumbu meresap sempurna hingga ke lapisan dalam daging ayam, yang membuat produk kulinernya ramai dicari pembeli.
Keunikan lain, hadir dari olahan sambal berbahan buah salak. “Inovasi hadir, karena setiap panen buah salak, petani selalu merugi. Ribuan kilo terbuang percuma karena rasanya dominan asam, berbeda dari salak bali atau pondoh di Sleman, Yogyakarta, yang manis legit. Padahal ada ribuan hektar perkebunan salak di Kal-tim lho, kata Yuni.
Tak ingin petani salak merugi, muncul ide untuk mengolah salak menjadi olahan sambal ulek yang terasa spesial jika disandingkan dengan ayam bakar madu.
Buah manis dari upaya melestarikan kuliner leluhur diapresiasi oleh kecap Bango, melalui kompetisi “Bango Penerus Warisan Kuliner 2019” yang diselenggarakan oleh Unilever Food Solutions, Ayam Bakar Madu SalaKilo menjadi salah satu dari 4 pemenang utama lainnya.
Riswah Yuni perempuan inspiratif kebanggaan Kal-tim.Foto: dok managemen Ayam Bakar Madu SalaKilo Balikpapan.
Perempuan Inspiratif Kal-tim
Sebagai pebisnis dan sosok perempuan inspiratif di era milenial, Yuni menyadari, kuliner bukan sekedar mampu menjual makanan lezat dengan harga terjangkau, namun masih banyak faktor penentu kesuksesan seperti mental profesional, paham konsep bisnis, produktif, serta memiliki visi dan misi bisnis yang jelas.
Selain disibukkan dengan bisnis kuliner, perempuan yang pernah memperoleh penghargaan tingkat Nasional pada tahun 2014 di bidang kuliner “Kreasi Prima Mutu” , memiliki kepedulian dengan menyelenggarakan program Csr untuk masyarakat Kalimantan – Timur.
Riswah Yuni menyelenggarakan Workshop gratis seputar manajemen salak, agar tidak menjadi limbah. Buah salak yang awalnya hanya dijadikan kompos, di tangan ibu kreatif ini diolah menjadi beragam sajian inovatif bernilai ekonomis.
Ke depannya, Riswah Yuni berencana menjadikan usaha rumah makannya menjadi kekinian dan memiliki branding yang baik. (Bud)
