26 April 2024 - 09:46 9:46

Bagaimana Negara-Negara di Dunia Melawan Perubahan Iklim?

WarataPenaNews, Jakarta – Pergantian Iklim merupakan rumor yang makin mengundang perhatian dunia. Efek pergantian iklim yang dapat kita lihat saat ini, seperti kenaikan permukaan air laut dan gelombang panas yang intens, merupakan beberapa kejadian yang sudah diperkirakan oleh para ilmuwan sejak lama. Bahkan juga belum lama ini, berita tentang gelombang panas yang menghajar Eropa dan Amerika Serikat jadi perhatian dunia.

Mengingat begitu seriusnya masalah ini, usaha untuk mengatasi pergantian iklim jadi jadwal beberapa negara di dunia. Satu diantara misalnya dengan adanya Pertemuan Pergantian Iklim PBB di Paris (The Paris Agreement), yang diadakan pada 12 Desember 2015. Arah utama pertemuan itu ialah menggerakkan beberapa negara supaya lebih responsive dan ambil langkah untuk jaga kenaikan suhu global dibawah 2 derajat celcius, dan bahkan menekan sampai 1,5 derajat celcius.

2 atau bahkan 1,5 derajat celcius terdengar seperti angka yang rendah, tetapi jika kenaikan suhu itu tidak kita tekan, efeknya akan jelek. The European Geosciences Union meluncurkan sebuah pengakuan dalam websitenya, jika kenaikan sebesar ketidaksamaan sebesar 0,5 derajat ini sudah dapat berefek pada kenaikan permukaan air laut dan gelombang panas yang akan bertahan lebih lama. Kenaikan suhu akan memiliki efek yang berlainan pada wilayah yang berlainan di bumi,

Laporan Interngovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan jika manusia akan bertemu dengan pergantian dalam bidang iklim dan pangan. IPCC mengulas pemakaian tempat dan pergantian iklim. Walau pemakaian tempat dapat menolong menangani pergantian iklim, emisi gas rumah kaca harus juga dikurangi supaya sasaran penekanan kenaikan suhu global dapat terwujud.

Andil yang sudah berjalan

Satu diantara usaha yang sedang banyak dilakukan oleh beberapa negara di dunia ialah penanaman pohon, baik reforestasi atau aforestasi. Reforestasi ialah penanaman pohon kembali di wilayah yang sebelumnya sudah tumbuh pohon, sedangkan aforestasi ialah menanam pohon di wilayah yang sebelumnya belum ditanami pohon. Dengan menanam pohon dalam jumlahnya besar, beberapa negara itu mengharap dapat menurunkan suhu.

Walau pohon-pohon dapat untuk menyerap karbon dioksida, akan perlu waktu sampai proses ini berjalan secara efisien. Karenanya menanam pohon tidak dapat jadikan hanya satu solusi untuk menantang pergantian iklim. Paul Leadley, seorang profesor ekologi dari Universitas Paris-Saclay memperingatkan jika hal yang sangat penting ialah menahan penggundulan hutan.

Diluar itu, dia merekomendasikan supaya kita lebih memerhatikan apa dan asal berbagai hal yang kita mengonsumsi, seperti memerhatikan darimanakah kopi kita berasal – adakah aksi penggundulan hutan yang terjebak, atau batasi emisi gas karbon, seperti dengan beli tiket pesawat yang memiliki layanan carbon compensation.

Vertical forest atau hutan vertikal ialah apartemen yang dinding luarnya ditanami berbagai tanaman. Inspirasi ini dicetuskan oleh seorang arsitek asal Italia, Stefano Boeri. Menurut dia vertical forest ini dapat jadi satu usaha untuk menantang pergantian iklim. Tidak hanya berperan untuk lingkungan, proyek ini dapat juga menolong menangani urbanisasi. Rimba vertikal ini dapat juga tingkatkan keanekaragaman resapi.

Lebih , tanaman yang berada di hutan vertikal ini dapat menolong menyerap karbon dioksida dan debu, memproduksi oksigen dan bertindak sebagai pelindung cahaya matahari. Sampai saat ini, hutan vertikal sudah berada di beberapa negara seperti Italia, Cina dan nanti di Belanda.

Pasti tidak hanya upaya-upaya itu, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk dapat mencapai sasaran penekanan suhu global sampai akhir era ini. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 08:08
Stok Beras Nasional Dipastikan Aman

WARTAPENANEWS.COM – Perum Bulog memastikan pasokan beras masih aman. Secara nasional, stok pangan dasar ini mencapai 1,45 juta ton. Jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) itu sudah termasuk penyerapan 633.000 ton

01
|
26 April 2024 - 07:09
Tante yang Bunuh Keponakan di Tangerang Terungkap

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menangkap wanita berinisial LN (40) setelah membunuh bocah berinisial EV berusia 7 tahun di Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Diketahui, korban merupakan keponakan dari pelaku LN. Kapolres Metro

02
|
26 April 2024 - 06:10
Dalam Sehari, Pelaku Begal HP Bocah Depok Beraksi di 3 Tempat

WARTAPENANEWS.COM – Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana mengungkapkan duo pelaku begal yang viral usai membacok seorang pelajar SMPN 2 Kota Depok berinisial DT di Jalan Anggrek 5, Depok

03