WartaPenaNews, Jakarta – Banyak yang merasa jika rokok elektrik lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa. Sebenarnya, pikiran itu tidak semuanya benar. Biarpun tidak membuahkan asap beresiko seperti rokok biasa, bukan bermakna rokok elektrik tidak memiliki resikonya.
Beberapa rokok elektrik atau vape memiliki bentuk yang sama dengan rokok. Walaupun demikian, cara pemakaiannya tidak sama. Rokok biasa harus dibakar secara langsung untuk membuahkan asap. Sedangkan pada vape, pemanasannya dilakukan untuk menguapkan cairan di tangki alat, sampai membuahkan asap.
Pemakaian rokok elektrik udah berubah menjadi kontroversi antara para perokok. Ada sejumlah analisis yang tunjukkan jika rokok elektrik bisa menunjang menyudahi kebiasaan merokok, dan banyak klaim yang mengatakan rokok eletrik lebih aman dibandingkan rokok biasa.
Benar atau tidaknya klaim itu belum bisa diyakinkan, karena analisis yang membahas resiko penggunaan rokok elektrik dalam periode panjang masih belum banyak dilakukan.
Itu penyebabnya Anda butuh waspada jika pingin berganti ke rokok jenis ini sebagai cara untuk berhenti merokok. Resiko negatif rokok elektrik belum semestinya lebih dikit daripada rokok biasa. Dibawah ini yaitu beberapa resikonya dari rokok elektrik yang butuh Anda pahami:
1. Menambah dampak penyakit darah tinggi, diabetes, dan sakit jantung
Kebanyakan cairan yang dimanfaatkan untuk rokok elektrik mengandung zat nikotin. Beberapa situasi yang bisa nampak karena penggunaan nikotin dalam periode panjang yaitu naiknya tekanan darah dan denyut jantung, dan penambahan dampak terkena resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
2. Menambah dampak kanker
Beberapa merk cairan untuk rokok elektrik mengandung formaldehida yang bisa menyebabkan kanker. Diluar itu, beberapa bahan basic cairan ini, seperti propelin glikol dan gliserol, bisa juga menjadi formaldehida jika dipanaskan. Perihal ini membuat penggunaan rokok elektrik dianggap bisa menambah dampak timbulnya kanker, seperti kanker paru-paru.
3. Menambah dampak kerusakan paru-paru
Aroma lezat yang dibuat oleh rokok elektrik berasal dari zat beresiko yang bernama diasetil. Bila terhirup, zat ini akan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada paru-paru, dan terdapat resiko menimbulkan penyakit bronchiolitis obliterans (paru-paru popcorn).
Bronchiolitis obliterans yaitu penyakit paru-paru langka, dimana bronkiolus atau aliran napas paling kecil dalam paru-paru mengalami kerusakan permanen.
4. Turunkan ingatan pada beberapa anak
Rokok elektrik begitu digemari banyak orang digunakan di kelompok remaja dan dewasa muda. Beberapa analisis sampai kini mengungkap jika kandungan nikotin dalam rokok elektrik bisa membuat anak remaja jadi lebih aktif.
Tetapi bila digunakan dalam periode panjang, kandungan nikotin ini bisa mengganggu ingatan dan konsentrasi, terutama bila pengguna rokok elektrik menggunakan rokok biasa, atau mengonsumsi alkohol dan narkoba.
5. Membuat ketagihan
Resikonya lain yang dapat disebabkan dari rokok elektrik yaitu rasa ketagihan. Berhenti menggunakan rokok elektrik bisa membuat penggunanya mengalami depresi, mudah geram, resah, dan sukar tidur .
Bahaya yang lain yang butuh diperhatikan, ada sejumlah laporan yang menyatakan jika alat di rokok elektrik bisa terbakar atau bahkan meledak bila beterainya terlalu panas.
Bila dibandingkan asap rokok biasa, asap rokok elektrik memang dianggap lebih aman untuk perokok pasif, karena kadar zat beracun dan bahan iritan di dalamnya lebih rendah. Biarpun demikian, asap rokok elektrik tetap dapat menyebabkan iritasi mata, batuk pilek, sesak napas, dan pusing, bila terhirup oleh beberapa orang di sekitarnya.
Resikonya rokok elektrik sampai kini masih belum diketahui secara tentunya, sampai-sampai tetap butuh dicermati karena mungkin saja lebih tidak baik daripada rokok biasa. Bagaimana juga, tidak merokok betul-betul semestinya lebih baik. (mus)