Jakarta, WartaPenaNews.com – Salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anton Tabah Digdoyo mengaperesiasi suksesnya acara Tabligh Akbar Muslem United (MU-2) yang berlangsung di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta pada 11 Oktober akhir pekan lalu.
Acara yang digelar Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) ini berlangsung sukses, meriah, aman, dan tertib dikunjungi oleh ratusan ribu umat muslim dari berbagai daerah.
“Alhamdulillah berjalan dengan sukses. Saya ikuti sejak sepekan sebelum hari H tak ada kendala tapi tetiba katanya ada penolakan oknum tertentu dengan alasan ustad-ustadnya yang akan bicara radikal? Alhamdulilah bisa diatasi dengan baik dan sukses,†kata Anton ketika diminta tanggapannya, Senin (14/10/2019).
Dia menilai, isu yang menyatakan bahwa acara tersebut diisi oleh kelompok radikal yang berhembus di acara tersebut merupakan cara pihak tertentu untuk mengadu domba antar umat Islam.
“Apa buktinya kalo nuduh radikal? Radikal itu kalau suka kafir-kafirkan pihak lain. Radikal itu kalo suka bubarin tabligh akbar, dll. Saya pantau memang mempesona ini “radikal” lain yaitu (ramah terdidik berakal),†tegas Anton.
Berdasarkan panrtauannya, rausan ribu umat Islam berduyun-duyun hadir ke acara tabligh akbar di halaman kampus Universitas Ahmad Dahlan dan Masjid Ulil Albab Jogokaryan hingga radius sejauh 1 Km. Mereka berdesak-desakan memenuhi jalan-jalan hingga areal perkampungan. Selama berlangsungnya acara, masyarakat yang hadir terlihat tertib dan terkendali.
“Masyarakat Yogya sungguh indah, ramah, terdidik dan berakal budi. Ini sangat pas dengan tema Muslims United,†ujar Anton.
Jadi menurut pandangannya, sangat tidak masuk akal jika ada oknum yang menuduh tabligh akbar ditunggangi oleh kelompok berpaham radikal. Apalagi dalam acara tersebut diisi dengan ceramah para ustad yang mengajak umat untuk senantiasa menjaga NKRI.
“Faktanya memang sangat positif murni kajian Islam, contoh ustadz Abu Somad dengan materi Sedulur Saklawase (Saudara Kekal Abadi) dan Birrulwalidaini (Berbakti pada ayah & ibu) narasinya sangat bagus dikaitkan dengan tantangan zaman. Karena itu jangan tebar fitnah Islam radikal. Tidak ada Islam radikal yang ada Islam itu rahmat seluruh alam,†tegas pensiunan jenderal Polri ini.
Sebelumnya, pihak Keraton Keraton Yogyakarta sempat melarang penggunaan kawasan Masjid Kauman bagi kegiatan Tabligh Akbar Muslem United (MU-2).
Melalui akun media sosial, pihak keluarga Keraton yang diwakili Gusti Kanjeng Ratu Bendara bahkan sempat menghimbau warga tak mendatangi acara yang berlangsung 11-13 Oktober 2019 itu.
Kegiatan Muslim United yang berlangsung mulai 11-13 Oktober 2019 itu menghadirkan beberapa penceramah seperti Abdul Somad, Hanan Attaki, Lutfi Basori, Adi Hidayat, Bachtiar Nasir, hingga Felix Siauw. Beberapa agenda akan dilaksanakan selama tiga hari meliputi Muslim Expo, Tabligh Akbar, Social Activity, Food Festival, Muslim Community Gathering dan Kids Corner. (rob)
