28 March 2024 - 17:04 17:04

Dua Dampak Negatif Pasca Penghentian Ekspor CPO Indonesia

WartaPenaNews, Jakarta – Penghentian ekspor kelapa sawit mentah atau crued palm oil (CPO) berdampak besar bagi Indonesia. Karena selama ini ekspor Indonesia untuk CPO, salah satu penyumbang ekspor terbesar.

Pemerintah, harus segera mencari produk ekspor alternatif untuk menjaga neraca dagang agar defisit tidak semakin melebar akibat penghentian ekspor sawit.

Tindakan diskriminatif dan penghentian ekspor CPO Indonesia oleh Uni Eropa (UE), memicu reaksi keras pemerintah Indonesia. Apabila Uni Eropa tetap tidak menggunakan CPO Indonesia, maka memungkinan Indonesia akan memboikot produk-produk Uni Eropa di dalam negeri.

Soal dampak penghentian ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, ada dua dampak negatif yang ditimbulkan.

Pertama, efek kebijakan Uni Eropa itu membuat permintaan ekspor Indonesia akan terganggu. Ini harus diwaspadai. “Walaupun porsinya kita ekspor sawit ke Eropa cuma 14% ya, memang nggak ada apa-apanya dibandingkan India. Tapi dikhawtairkan akan ganggu permintaan ekspor,” ujar Bhima, Jumat (22/3).

Lanjut Bhima, saat ini para importir di Eropa sudah mulai untuk mengurangi permintaan CPO dari Indonesia. Jika ini dibiarkan, maka harga sawit Indonesia makin anjlok. “Mereka mungkin 2024 akan mulai cari pengganti sawit sehingga ini bisa menekan harga sawit lebih rendah dalam jangka waktu yang cukup panjang,” ucap Bhima.

Semakin diperparah, kata Bhima, negara-negara lain, terutama mitra dagang Uni Eropa akan mengurangi ekspor CPO asal Indonesia. Bahkan, dikhawatirkan menghentikan ekspor sawit sama sekali.

Negara-negara mitra Uni Eropa seperti Filipina, India, Rusia atau Eropa Timur. “Kedua, kita khawatirkan indeologi proteksionisme akan menyebar ke negara-negara di sekitar eropa dengan rantai pasok atau hubungan dagang dengan Eropa,” ujarnya.

Tentu saja, imbasnya akan merusak harga sawit dan melemahkan ekspor dalam waktu yang cukup lama. “Efeknya akan jangka panjang merusak harga sawit, dan merusak permintaan ekspor,” tambahnya. (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
28 March 2024 - 12:19
Libur Paskah 29 Maret, Dishub DKI Ganjil Genap Ditiadakan

WARTAPENANEWS.COM - Dinas Perhubungan [Dishub] DKI Jakarta meniadakan aturan ganjil genap saat libur Paskah pada Jumat, 29 Maret 2024. Hal ini disampaikan Dishub DKI melalui akun X yang dilihat  pada

01
|
28 March 2024 - 11:18
Massa Demo di Patung Kuda, Tuntut Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

WARTAPENANEWS.COM - Sekelompok massa menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024). Mereka menuntut hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi pasangan calon (paslon) capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Gibran

02
|
28 March 2024 - 10:12
Lebaran 2024, Jumlah Pemudik Pesawat Diprediksi 7,9 Juta Orang

WARTAPENANEWS.COM -  PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney memprediksi peningkatan jumlah penumpang pesawat pada Angkutan Mudik Lebaran 2024. Diperkirakan mencapai 7,9 juta orang. Angka itu akumulasi dari penumpang yang

03