28 March 2024 - 20:57 20:57

Fakta Mengejutkan Temuan KPAI Seputar Demo Pelajar STM

WartaPenaNews, Jakarta – Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Retno Listyarti ungkap sejumlah penemuan mengejutkan sekitar demonstrasi pelajar STM dari DKI Jakarta dan Jawa Barat, di Gedung DPR RI, Rabu (25/9).

Sesudah mendapatkan banyak pengaduan tentang aksi itu sejak Rabu pagi sampai siang, KPAI ajak Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan faksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, langsung ambil tindakan pencegahan sampai turun ke lapangan.

Langkah pertama yang diambil KPAI bersama faksi terkait ialah keluarkan edaran singkat melalui aplikasi WA pada kepala-kepala sekolah di wilayah-wilayah yang peserta didiknya bergerak ke arah DPR.

Edaran itu memerintah pada kepala sekolah untuk meminta para wali kelas melalui grup WA guru untuk mengontak para orangtua di kelasnya pastikan keberadaan anak-anaknya. Jika ada anak yang belum pulang malam itu, karena itu para orangtua disarankan untuk segera mengontak anaknya.

“Itu langkah pertama yang dilakukan KPAI sore itu karena keadaan benar-benar mendesak. Pastikan beberapa anak darimanakah saja yang bergerak ke Jakarta mudah dideteksi dengan pesan berantai itu,” tutur Retno pada Kamis pagi (26/9).

Komisioner KPAI bidang pendidikan itu mengatakan, saat malam hari faksinya bersama barisan Kemendikbud selanjutnya turun ke lapangan, syukur-syukur dapat meminta aparat hentikan gas airmata dan penyisiran para pengunjuk rasa anak di sekitar Senayan dan Penjompongan.

“Tetapi, ternyata malam itu KPAI dan Kemdikbud susah tembus beberapa lokasi titik massa bergabung atau lari selamatkan diri setelah terkena gas airmata. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi rumah rumah sakit sekitar Senayan dan Pejompongan, yakni RS MH di Benhil dan RS Pelni,” terangnya.(fat/jpnn)

Tersebut ringkasan penemuan mengejutkan hasil penyelidikan KPAI bersama Kemendikbud, Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Jawa Barat sekitar demonstrasi STM di DPR, Rabu (25/9).

Ada 14 anak korban yang diwawancarai oleh Komisioner KPAI yang dirawat di RS AL Benhil, dari pembicaraan itu didapat fakta-fakta sebagai tersebut:

a. Korban yang dibawa ke RS tidak cuma anak SMK (dalam ajakan sosmed disebutkan STM), tetapi siswa SMA dan SMP. Serta korban patah tulang yang akan jalani operasi pagi hari ini (26/9) ialah siswa SMPN di Jakarta Selatan.

b. Beberapa anak korban akui turut demonstrasi karena ajakan dari media social, seperti iinstagram dan aplikasi WA. Tetapi ada anak korban yang tidak tahu dibawa untuk demonstrasi kawan sekolahnya. Tahunya ia dibawa berjalan-jalan ke pusat kota, kelak bisa makan dan minum.

c. Ada anak korban yang dibawa rekan mainnya di rumah (bukan satu sekolah) untuk aksi di DPR bahkan disuruh membolos sekolah hari itu, anak ini masih SMP dan yang ajak siswa SMA. Siswa SMP ini mengalami patah tulang pada lengan.

d. KPAI mendapatkan anak yang rumahnya dekat tempat gaduh jadi korban karena menonton aksi usai pulang sekolah. Walau sebenarnya minggu ini menurut pengakuannya sedang berjalan PTS (penilaian tengah semester). Sebab PTS usai Jam 16.00 Wib (siswa SMP ini masuk sekolah siang hari atau skema 2 shift), mereka bergerak ke DPR untuk menonton kakak-kakak SMK dan SMA aksi.

-Anak-anak korban menyatakan mengalami cedera karena terjatuh saat disiram gas airmata, tidak sadarkan diri karena kecapekan dan belum makan dari siang. Ada yang tidak sadarkan diri karena dehidrasi kekurangan minum ditengah-tengah sinar matahari siang itu, dan ada juga korban-korban cedera karena diduga karena pukulan aparat. Serta ada satu anak dengan cedera lebam di sekujur badan dan mata kanan abuh karena dipukul aparat sekitar 10 orang saat yangbersangkutan terpisah dari rombongan saat keadaan kocar kacir karena massa aksi di siram terus-menerus dengan gas air mata.

-Rabu malam itu (25/9) KPAI bertemu relawan dan mendapatkan informasi masih ada ratusan anak terjerat di kolong jembatan Tol Slipi dan Tomang, banyak juga korban tergelatak di muka kantor BNI Pejompongan. KPAI tidak dapat tembus tempat, tetapi sukses mengontak 119 untuk pemprov DKI Jakarta meningkatkan ambulan untuk bawa korban beberapa anak ke RS.

-Saat di RS MH di Benhil, KPAI menyaksikan sendiri setiap 15 menit masuk ambulan. Waktu pertama datang di RS jumlahnya korban 14. Tetapi dalam 2 jam korban jadi 26 anak yang dibawa ke RS. Beberapa harus rawat inap karena cedera cukup berat. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
28 March 2024 - 12:19
Libur Paskah 29 Maret, Dishub DKI Ganjil Genap Ditiadakan

WARTAPENANEWS.COM - Dinas Perhubungan [Dishub] DKI Jakarta meniadakan aturan ganjil genap saat libur Paskah pada Jumat, 29 Maret 2024. Hal ini disampaikan Dishub DKI melalui akun X yang dilihat  pada

01
|
28 March 2024 - 11:18
Massa Demo di Patung Kuda, Tuntut Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

WARTAPENANEWS.COM - Sekelompok massa menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024). Mereka menuntut hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi pasangan calon (paslon) capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Gibran

02
|
28 March 2024 - 10:12
Lebaran 2024, Jumlah Pemudik Pesawat Diprediksi 7,9 Juta Orang

WARTAPENANEWS.COM -  PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney memprediksi peningkatan jumlah penumpang pesawat pada Angkutan Mudik Lebaran 2024. Diperkirakan mencapai 7,9 juta orang. Angka itu akumulasi dari penumpang yang

03