20 April 2024 - 02:22 2:22

Ini Waktu yang Tepat Akhiri Hubungan

WartaPenaNews, Jakarta – Kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikan sebuah interaksi? Banyak pada kita yang terus bertanya-tanya tentang masalah ini. Karena kita tak betul-betul memahami dengan keadaan, kita sering tak memutuskan yang tepat. Dalam interaksi dikenal sebuah arti “sunk cost fallacy” jika pikiran yang selalu menyatakan: gue sudah menggunakan banyak sekali waktu dan usaha dalam interaksi ini, saya tak ingin menyerah saat ini. Akan tetapi butuh untuk kita untuk mendalami tanda-tanda sebuah interaksi akan hancur dibanding terlalu mudah yakin jika semua baik-baik saja, padahal itu cuman pembelaan dari diri kita.

Susah sekali untuk menjawab kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikan sebuah interaksi. Akan tetapi, Dr. John M. Gottman, salah seorang psikolog Amerika, udah memakan banyak waktu yang lumayan panjang untuk menelaah obyek ini. Penelitiannya udah memperlihatkan tanda-tanda yang cukup terus-menerus dalam menjawab pertanyaan di atas.

Kala ia menelaah data penelitiannya, Gottman akhirnya menemukan jika peluang perceraian sekitar 83 persen saat nampak empat tingkah laku dalam sebuah pasangan. Bahkan juga untuk Gottman, cukup untuk memandang pasangan setelah berbicara selama tiga menit. Dapatkan peluang 83 persen itu udah di-test dan di konfirmasi berulang-ulang. Hasil ini jadi soal yang penting dalam perubahan analisa di obyek interaksi.

Gottman mengatakan empat tingkah laku ini “the four horsemen of marriage apocalypse”. Serta biarpun Gottman secara privat menghimpun data pada pasangan yang udah menikah, empat hal ini lantas bisa ditemukan pada pasangan yang belum menikah.

First Horseman: Criticism

Masukan tidak sama dengan keluhan. Masukan dalam interaksi lebih ke arah pada diri sendiri daripada tentang tindakan atau tingkah laku yang bermasalah.

Di bawah ini contoh sebuah keluhan:

“Saya mengharapkan kamu dapat menolong gue bersihkan piring. Terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan, gue harus tetap terbangun dan bersihkan. Ini akan memerlukan waktu yang lebih singkat jika kita berdua melakukan pekerjaan bersama-sama, atau adakalanya saja kamu turut menolong.”

Sedangkan contoh masukan:

“Kamu kurang ajar. Kamu itu egois. Kamu tidak sempat berpikir tentang bagaimana perasaanku atau semua pekerjaan yang kulakukan untukmu.”

Ketaksamaan dari kedua soal di atas ialah yang pertama focus tentang tingkah laku tersendiri dan yang kedua konsentrasi tentang kepribadian pasangan.

Saat masukan ada pada suatu interaksi, itu tidak bermakna jika masukan itu akan selesai. Terkadang, saat kita emosi, kita dapat menggunakan masukan. Namun saat itu meresap dan saat itu ialah salah satu cara Anda bisa mengemukakan masalah kedua-duanya, itu bisa jadi sebuah masalah besar.

Bila Anda terus-terusan menilai pasangan Anda atau rasakan jika pasangan Anda terus-terusan menilai Anda, ini jadi pertanda jika interaksi anda tak lama akan selesai.

Second Horseman: Contempt

Dalam kondisi yang penuh amarah atau saat ada masalah, kita sering mengolok pasangan, menggunakan sarkasme atau mengolok mereka. Maksud dari tingkah laku ini ialah untuk menjatuhkan musuh bicara, atau untuk membuat mereka rasakan tidak bernilai.

Bila anda sempat diperlakukan secara nista, anda semestinya tahu begitu menyakitkannya hal tersebut. Dalam area sebuah pasangan, penghinaan memperlihatkan jika anda atau ia tak menghargai kedua-duanya. Ini akan jadi tanda besar. Pasangan yang udah berhenti untuk sama-sama menghargai cuma akan terus-terusan memperlihatkan supremasi pada pasangan. Perihal ini akan membunuh cinta yang ada dan menumbuhkan kedengkian kedua-duanya.

Third Horseman: Defensiveness

Jadi defensif bermakna mengusahakan menghindari tanggung jawab atas tindakan Anda. Kita dapat punya sikap defensif dengan memindah kekeliruan ke kondisi external, tetapi sangat sering kita defensif dengan memindah kekeliruan ke pasangan yang meminta pertanggungjawaban.

Di bawah ini contoh reaksi defensif:

“Sayarasa kau tak mengatur beberapa anak kita secara baik!”

“Ya, itu karena kau terus-terusan emosi cuma karena masalah hidang di meja makan dan masalah rumah. Saya tak miliki waktu banyak untuk beberapa anak.”

Jadi defensif bisa nampak melalui penghinaan. Pasangan kedua tidak dengarkan kecemasan pasangan pertama dan cuma coba untuk membelokkan kekeliruan kembali lagi pasangan pertama. Beberapa orang defensi tidak ingin bertanggungjawab karena kurang melihat kebutuhan pasangannya.

Secara umum, manusia tidak suka dikasih tahu jika mereka melakukan suatu yang salah atau menyakiti orang. Kita memiliki kecondongan untuk ingin berpikir baik tentang diri pribadi, dan perbincangan sesuai ini meneror harga kita.

Akan tetapi, ada pada suatu interaksi bermakna menavigasi perasaan, kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan tekad dua orang; itu bermakna memahami jika kita mungkin melakukan beberapa hal yang bisa menyakiti orang, bahkan saat kita tidak punya tujuan demikian.

Terus-terusan punya sikap defensif pada suatu interaksi ialah pertanda jelek. Ini bermakna jika pasangan defensif tidak ingin melihat tingkah laku mereka sendiri dan menyesuaikannya untuk menyudahi apapun yang memberikan kerugian pasangan lain. Ini bermakna jika pasangan defensif memperlakukan orang cuma sebagai objek untuk penuhi kebutuhan mereka,

Bila pasangan Anda terus-terusan menggunakan pembelaan diri atau Anda bereaksi secara defensif pada usaha mereka untuk membahas berbagai soal dengan Anda, mungkin ini dia saatnya Anda melihat interaksi Anda dengan seksama. Mungkin ini saatnya menyelesaikan sebuah interaksi.

Fourth Horseman: Stonewalling

Saat usaha untuk terus halangi atau batasi nampak dalam sebuah interaksi, komunikasi sering akan terusik. Stonewalling (hambatan) bisa nampak dalam berbagai bentuk: mematikan perbincangan, tidak perduli, menarik diri, dan tak bertanggungjawab .

Ini ialah perasaan saat Anda lebih suka melakukan hal-hal lain daripada melakukan perbincangan dengan pasangan. Anda cuma berbicara saat betul-betul dibutuhkan.

Saat satu interaksi udah mencapai bagian stonewalling, begitu susah (walau bukan tidak mungkin) untuk sembuh. Namun itu harus jadi pertanda yang begitu kuat jika mungkin ini dia saatnya untuk menyelesaikan sebuah interaksi.

Pada akhirnya, Anda ialah orang terhebat untuk memandang dan memutuskan interaksi dan kondisi Anda sendiri. Namun saat satu atau lebih dari empat tanda ini ada pada suatu interaksi, sudah saatnya anda berpikir lebih jernih dan bijak. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03