WartaPenaNews, Jakarta-Bisnis menu takjil terbilang fenomenal sepanjang Ramadan. Selain pelaku profesional, pebisnis amatir turut berlomba mengais rezeki yang dianggap menjanjikan keuntungan besar.
Bada ashar, beragam makanan kecil dijual di lokasi publik. Ada yang terelokasi dengan baik seperti di pasar, tanah lapang, taman, dan halaman masjid.
Tempat berdagang permanen, lingkungan bersih, display makanan menarik, serta tidak mengganggu lalu lintas.
Namun bagi pedagang amatir, mereka memilih berjualan di bahu-bahu jalan. Dianggap strategis dan mampu menarik perhatian pembeli. Namun seringkali mengabaikan aspek kebersihan, serta penyebab macet.
Berita takjil yang mengandung bahan tambahan berbahaya, di pasar Benhil menjadi warning agar konsumen, lebih selektif memilih takjil dari penjual yang amanah. Serta tidak tergoda euforia karena kerumunan pembeli.
Selain diberi pengawet, menu takjil yang banyak dijual identik dengan kandungan gula, lemak, dan, garam yang tinggi.
Menurut Ena Lubis, dari SaNiNa Art & Culinary Center, bisnis takjil yang dianggap mudah, ternyata tidak seperti anggapan banyak orang.
Penyebab utama banyaknya pelaku usaha yang menjual makanan sejenis seperti kolak, gorengan, atau es campur dengan citarasa standar! Harga bahan makanan pun cenderung naik sepanjang Ramadan!
Banyak yang merugi, karena kalah bersaing.
Faktor lain, munculnya suatu gerakan rindu akan tradisi Ramadan semasa kecil, salah satunya dengan membuat takjil dari dapur sendiri. Orang lebih senang membuat daripada membeli.
Namun, bagi yang bersungguh-sungguh ingin berbisnis takjil menurut Ena masih terbuka peluang. Modalnya selain mahir memasak, pebisnis harus kreatif dan inovatif untuk menjual takjil.
Berikut Tip Sukses Berjualan Takjil
1. Agar tidak pasaran, eksplor varian terbaru dari makanan favorit berbuka. Inspirasinya bisa menu takjil khas suatu daerah yang masih jarang dijual. Syaratnya, bahan cukup familiar, rasa khas dan lezat.
2. Kemas produk yang dijual dengan kemasan menarik seperti menggunakan kemasan dengan ornamen Ramadan. Display lah dengan konsep yang aktraktif, agar produk anda lebih terlihat menarik perhatian pembeli.
3. Selain berjualan konvensional di suatu tempat. Pasarkan ke orang-orang terdekat, tetangga atau teman komunitas. Ini untuk mengantisipasi produk yang tersisa.
4. Perhatikan kebersihan tempat berjualan, jauhi debu dan lalat. Gunakan sarung tangan, tutup makanan, serta gunakan busana yang bersih dan rapi ketika berjualan.
5. Bersikap ramah tetapi jangan terlalu berlebihan ketika sedang melayani pembeli, terutama ketika mempromosikan barang dagangan.
6. Terapkan strategi promosi. Seperti gimmick beli 5 gratis 1. Atau beli 5, berhadiah 1 buah gantungan kunci dengan hiasan ornamen islami. Gantungan kunci bisa dibeli dengan harga murah dengan sistem pembelian grosir.
Inspirasi Resep Takjil Kekinian
Candil RamadaniÂ
Untuk: 16 porsi
Bahan A (campur, aduk rata, bentuk bundar kecil)
1 kg ubi ungu, kupas, kukus, haluskan
250 gr tepung sagu.
Bahan B (campur dan aduk rata, bentuk bundar kecil)
100 gr pisang tanduk, kupas, kukus, haluskan
100 gr tepung sagu
100 gr air panas
1/4 sdt garam
1 sdm minyak goreng
3-5 tetes pewarna makanan kuning.
3 liter air, untuk merebus.
Pelengkap
500 gr setup kolang-kaling
Es batu.
Kuah Gula (masak hingga larut, saring)
500 gr gula pasir
3 liter air
5 lembar daun pandan, memarkan, simpulkan.
Kuah Gula Merah (masak hingga larut, saring)
200 gr gula merah, iris halus
25 gr air.
Kuah Santan (masak sambil diaduk mendidih, saring)
200 gr santan kental
100 ml air
1/8 sdt garam
2 lembar daun pandan, memarkan, simpulkan.
Cara Memasak
Didihkan air, masukkan candil ubi. Masak matang dan mengapung. Angkat, tiriskan. Lakukan cara yang sama untuk candil pisang.
Cara Penyajian
Siapkan mangkuk, masukkan candil, setup kolang-kaling. Siram dengan kuah gula, gula merah, dan santan. Sajikan dengan es batu. (bud)
Resep & Foto : Ena Lubis
