WartaPenaNews, Jakarta – Momen bertabur memori inilah yang kemudian akan dibagikan Jikustik kepada Jikustikan (fans).
Group band yang sempat populer di era tahun 1999, ternyata masih memiliki “magnet” bagi para fansnya. Mereka berhasil dipersatukan kembali, bersinergi melantunkan belasan lagu yang pernah populer, dan mampu membuat pendengarnya melow.
Konser Jikustik Reunian Jakarta 2019 diselenggarakan di Balai Sarbini Plaza Semanggi, Jum,at, 19 Juli, pukul 07.00 pm, menampilkan Jikustik formasi lama yang terdiri dari Pongki Barata, (vocal), Icha, (bass dan vocal), Dadi, (gitar dan vocal), Adhit, (keyboard) dan Carlo, (drum).
Konser tersebut merupakan kelanjutan dari konser serupa yang sukses digelar di Yogyakarta, kota dimana para personelnya berasal dan tempat terbentuknya group band Jikustik di tahun 1996.
Konser Reunian yang Monumental
CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, menjadi kreator untuk menghadirkan Jikustik formasi lama ke tengah fans. Menurut pria energik yang juga menggemari lagu-lagu Jikustik mengatakan, tidak mudah untuk menyatukan mereka.
“Selain masing-masing punya kesibukan di managemen yang berbeda, berbagai permintaan seputar konsep konser harus dipenuhi, diantaranya merupakan konser tunggal dan tidak ada aktris lain yang tampil,” kata Anas.
Namun berkat kepiawaiannya membesut konser, keinginan yang awalnya tidak mungkin dan cukup memusingkan tersebut, akhirnya bisa diwujudkan.
Bagi Anas, kesuksesan konser tidak sekedar banyaknya fans yang hadir, permainan musik yang memukau, atau tata panggung, lighting serta multimedia yang indah, megah dan spektakuler. Tetapi masih ada hal lainnya yang justru sangat penting, yaitu kenangan indah yang merasuk ke kalbu, yang akan dibawa pulang dan dibicarakan di ruang publik.
“Ini menjadi esensi dari konsep reunian yang perfect,” kata Anas.
Diakui oleh Pongki dan Icha konsep keseluruhan Konser Jikustik Reunian, menjadi panggung terhebat sepanjang sejarah karir mereka.
“Saya sempat speechles dan terharu ketika tampil di Yogya, setiap lagu yang kami mainkan serasa menyatu dengan jiwa, memunculkan kembali serpihan-serpihan memori seputar cerita dari setiap lagu, serta hal-hal yang terjadi sepanjang kebersamaan kami dahulu,” kata Icha.
Meredup, Berpisah dan Dipersatukan Kembali
Perbedaan antara saya dengan Pongki tentang cara pandang bermusik, memicu munculnya perselisihan, yang kemudian membuat hubungan kami kian jauh.
“Namun atas nama profesionalitas, ketika di panggung kami bisa tampil kompak, endingnya yang bikin hati kami miris, ketika Pongki memilih untuk mengundurkan diri,” ujar Icha.
“Kenangan-kenangan tersebut hadir satu persatu sewaktu konser di Yogya, mengharu biru, sulit diungkapkan dengan kalimat, “kata Icha terharu. “Setelah berpisah, hubungan kami malah cair dan lebih hangat,” terangnya.
Sepenggal cerita tersebut menjadi narasi menarik, yang akan diceritakan para personel kepada Jikustikan. Masih banyak cerita lain lho, yang tak kalah menarik, yang akan menjadi “bumbu penyedap”, bagi para fans dari generasi baby boomer dan kelompok milenial. Mereka familiar dengan syair puitis seperti pada lagu Setia, Untuk Dikenang dan Puisi.
Pamor Jikustik sempat memudar, ketika mereka bersikukuh untuk membuat lagu yang keluar dari genre pop melow.
Album Selamat Malam Dunia yang keluar jalur tersebut, ternyata jeblok dan kurang direspon pasar. Tawaran manggung bisa dihitung dengan jari, mereka pun sempat frustasi. Namun berkat bantuan sebuah stasiun radio swasta yang rutin memutar lagu tersebut, serta tawaran manggung di food court Plaza Semanggi, serta upaya mereka untuk bermain musik secara maksimal, konser dengan mengusung album Selamat Malam Dunia justru meraih kesuksesan.
Setelah mengeluarkan album Selamat Malam Dunia, Pongki mengundurkan diri dari group band yang telah membesarkan namanya.
Walau hingga sekarang group band Jikustik masih tetap eksis dengan formasi baru, namun kerinduan akan Jikustik format lama seolah tak bisa dibendung.
“Lagu-lagu mereka timeless, penuh kenangan buat saya. Khususnya lagu Puisi dan Untuk Dikenang, mendengarkannya kembali perasaan saya seolah melambung pada masa-masa indah dahulu,” kata Mira, Jikustikan asal Banten yang datang menonton konser.
Konser Bertabur Kejutan
Berbeda dengan konser di kota Yogya, konser Jikustik Reunian Jakarta akan ada lebih banyak lagi kejutan-kejutan manis buat penggemar, kata Agus Noor selaku Art Director.
Kekuatan seni yang dipadukan dengan teknologi mampu mengangkat kembali
kenangan yang berserak secara spektakuler.
Agus akan memberikan sentuhan artistik dan suasana berbeda pada setiap lagu, yang dibawakan oleh para personel Jikustik di atas panggung.
Hal ini dimaksudkan agar Jikustikan yang hadir di Balai Sarbini bisa merasakan progres yang berbeda-beda pada setiap lagu yang dimainkan, sehingga mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Penasaran kan?
Yuk…, tonton saja “Konser Jikustik Reunian Jakarta, tiket bisa dibeli on the spot di Balai Sarbini. (Bud)
