WartaPenaNews, Jakarta – Mengonsumsi wortel atau makanan kaya beta-karoten lainnya, sebenarnya baik untuk tubuh. Namun, jika dikonsumsi terlalu banyak akan mengalami kondisi yang disebut karotenemia.
Dokter kulit Melissa Piliang dikutip dari Cleveland Clinic mengatakan, karotenemia merupakan gejala perubahan warna kulit menjadi kuning atau oranye. Hal itu, kata dia, disebabkan terlalu banyak zat beta-karoten dalam darah. Beta-karoten sendiri adalah pro vitamin A (cikal bakal vitamin A) yang bisa ditemukan pada buah, sayur dan makanan tertentu.
“Makan terlalu banyak makanan yang mengandung beta-karoten dapat mengubah warna kulit Anda menjadi kuning atau oranye,†jelas Melissa.
Menurut dia, meskipun karotenemia jarang sekali terjadi, tetapi kita mungkin melihat satu hingga dua kasus lebih dalam setahun. Melissa menjelaskan, ada beberapa makanan yang mengandung beta-karoten paling sering dijumpai, meliputi blewah, wortel, mangga, jeruk, labu dan ubi jalar.
“Tetapi karotenemia tidak selalu hanya dari makan produk berwarna hangat. Makanan lain seperti apel, kol, sayuran berdaun hijau, kiwi, asparagus dan bahkan terkadang telur dan keju bisa memilikinya,†tambahnya.
Melissa menuturkan, penting untuk dicatat bahwa karotenemia biasanya merupakan penyebab dari diet ketat atau dari makan sejumlah besar makanan tertentu. Jenis makan ini dapat menempatkan kita pada risiko mendapatkan terlalu banyak dan terlalu sedikit nutrisi tertentu.
“Anda harus makan sekitar 20 hingga 50 miligram beta-karoten per hari selama beberapa minggu untuk meningkatkan level Anda cukup untuk melihat perubahan warna kulit,†tutur dia.
“Satu wortel berukuran sedang memiliki sekitar 4 miligram beta-karoten di dalamnya. Jadi, jika Anda makan 10 wortel sehari selama beberapa minggu Anda bisa mengembangkannya,†tambah Melissa.
Untuk itu, saran dia, mengonsumsi makan-makanan yang seimbang agar tubuh mendapatkan semua nutrisi dalam jumlah yang tepat.
Tetapi bagaimana sebenarnya kulit bisa berubah menjadi kuning?
Kelebihan beta-karoten dalam darah menempel pada area tubuh yang memiliki kulit lebih tebal, seperti telapak tangan, telapak kaki, lutut, siku, dan lipatan di sekitar hidung. Ini adalah area pertama yang biasanya dilihat orang yang berubah menjadi warna kuning.
“Itu bisa lebih jelas pada orang berkulit lebih terang. Perubahan warna kulit akan terus menjadi gelap saat Anda makan lebih banyak makanan kaya beta-karoten,†kata Melissa.
Karotenemia biasanya didiagnosis dengan meninjau riwayat diet dan menguji kadar dalam darah.
Karotenemia tidak berbahaya
Meskipun beberapa orang menganggap gejala tersebut mengerikan, tetapi sebanarnya karotenemia tidak berbahaya. Untuk mengembalikan warna kulit menjadi normal, cukup kurangi jumlah makanan kaya beta-karoten yang dikonsumsi. Perubahan warna kulit biasanya akan mulai memudar dan kembali normal dalam beberapa bulan.
“Anak-anak kecil mungkin berisiko lebih tinggi terkena karotenemia karena makanan bayi yang dihaluskan seperti labu dan wortel. Tapi tidak ada risiko atau bahaya untuk memilikinya,†ungkap Melissa.
Namun, lanjutnya, tetap saja jika melihat lebih banyak rona kuning pada kulit atau sesuatu yang tidak lazim, segera lakukan pemeriksaan. Penyakit ginjal, penyakit kuning, penyakit tiroid, diabetes dan anoreksi semuanya juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit.
“Dengan karotenemia, bagian putih mata harus tetap putih, tidak seperti penyakit kuning di mana bagian putih mata berwarna kuning,†jelas dia.
Karotenemia adalah contoh sempurna dari terlalu banyak manfaat buah. Alih-alih fokus pada diet seimbang dengan berbagai buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, lemak sehat dan karbohidrat kompleks. Jika kita melihat adanya perubahan warna pada kulit dan tidak hilang dalam beberapa hari, segera untuk mengunjungi dokter. (*/dbs)
