WartaPenaNews, Jakarta – Komisi Penentuan Umum Kabupaten Bantul (KPU Kabupaten Bantul) akan memaksimalkan program pendidikan pemilih. Diantaranya melalui pembentukan desa perintis demokrasi. Dari 75 desa se-Kabupaten Bantul baru tercipta 3 desa perintis demokrasi. Yakni, Desa Sumbermulyo, Dlingo, dan Guwosari.
Tiga desa perintis demokrasi dianggap belum dapat merepresentasikan jumlahnya masyarakat Bantul. Hingga, KPU Bantul akan meningkatkan jumlahnya Desa Perintis demokrasi tahun 2019.
“Tahun ini kami akan membuat Desa Perintis Demokrasi di tiga tempat,†kata Ketua KPU Bantul, Didik Joko Nugroho, Jumat (9/8/2019).
Didik menjelaskan, secara jumlah penerapan demokrasi di Kabupaten Bantul memang lumayan bagus dibandingkan pemilu sebelumnya.
Ini ditandai dengan bertambahnya keterlibatan pemilih pada pemilu 2019 yang mencapai 78 persen. Tetapi demikian, secara kualitas masih adanya rumor sara dan politik uang yang berkembang ditengah-tengah warga.
“Saat Pemilu April 2019 lalu masih banyak ajaran kedengkian terkait pemilu. Hingga, ini memberikan belum terwujudnya demokrasi yang sehat,†tutur Didik.
Tidak hanya desa perintis demokrasi sebagai pendidikan pemilih faksinya akan mengikuti sekolah saat Penentuan Ketua Osis (Pemilos). Pekerjaan yang sudah berjalan sejak tahun 2011 ini dapat dibuktikan efisien memberikan pendidikan buat pemilih pemula. Hingga, pada pelajari Pemilu 2019 perwakilan berbagai lembaga yang berkejasama dengan KPU Bantul turut diundang. Seperti, Disdikpora, Kantor Dikmen dan Kesbangpol.
“Pendidikan pemilih penting terutama desa yang akan menyelenggarakan penentuan kades dan Pemilihan kepala daerah pada tahun 2020. Karenanya, kami akan membuat Desa Perintis Demokrasi di Kabupaten Bantul,†jelas Didik, ketua KPU Kabupaten Bantul. (mus)