WartaPenaNews, Jakarta – Hunian yang mengedepankan aspek kebutuhan kaum milenial bukan hanya sekedar hunian, tetapi mengakomodir beragam kebutuhan mereka.
Kini, bisnis property untuk kaum milenial menjadi lahan subur para pengembang seiring komitmen pemerintah yang akan membangun beragam sistem transportasi, salah satunya light rail transit (LRT).
Pengembang seolah berlomba untuk menghadirkan beragam konsep untuk membujuk kaum milenial agar mulai memikirkan kebutuhan hunian sebagai prioritas utama!
Hunian menjadi salah satu kebutuhan, sekaligus identitas mereka.
Salah satu konsep hunian milenial adalah lokasi yang mudah diakses, sehingga memudahkan aktifitas yang akan berpengaruh kepada kualitas hidup.
Hal penting lainnya, menghemat budget untuk transportasi. Masyarakat yang berdomisili di Jabodetabek, rata-rata menghabiskan 43 persen pendapatannya perbulan hanya untuk transportasi!.
Bandingkan dengan China yang hanya berkisar 7 persen, atau masyarakat Singapura yang hanya mengeluarkan budget sebesar 3 persen, data ini dikeluarkan oleh Bank Dunia.
Masalah transportasi menjadi krusial, karena jika tinggal di lokasi yang sulit diakses, budget transportasi yang harus dikeluarkan tergolong cukup besar!
Membayangkan adanya hunian yang terletak di dekat stasiun LRT, anda dapat menjangkau stasiun LRT hanya dengan berjalan kaki. Sangat efisien dan menghemat budget transportasi bukan?
Selain bebas macet, waktu tempuh menuju pusat kota dan berbagai lokasi lain lebih cepat dan sangat signifikan.
Moza Pramitha, yang pernah menekuni profesi sebagai penyiar radio, presenter, dan kini sebagai pebisnis bulu mata artifisial, baru saja memutuskan untuk membeli property sebagai penunjang bisnisnya.
Walau sudah memiliki rumah tapak, Moza memikirkan mobilitasnya sebagai pebisnis yang kerap berpindah-pindah tempat. Agenda utama meeting, maupun mengerjakan beragam project seringkali harus dilakukan dengan waktu yang berdekatan.
Agar tidak terkendala oleh kondisi jalan yang macet, tepat waktu, lebih produktif dengan kualitas pekerjaan yang lebih baik, Moza memutuskan untuk membeli unit apartemen Creative Office and Residence (CORE) Cipete. Merupakan property TBK (JRP) melalui anak usahanya PT Jaya Property Fatmawati.
Moza merasakan tinggal dan bekerja di pusat kota seperti CORE, mampu membantunya mewujudkan kehidupan personal, sosial, dan bekerja yang lebih seimbang.
“Memiliki hunian dan beraktifitas di pusat kota, dengan mobilitas yang mudah, membuat saya semakin banyak memiliki waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Dan yang tak kalah penting, mampu mendukung kesuksesan bisnis,” terangnya.
Menurut Moza, CORE menawarkan beragam kebutuhan masyarakat akan konsep hunian one stop living, yang menggabungkan antara hunian kantor, co-working space, serta berbagai sarana pendukung.
Ada 3 aspek yang dihadirkan, Connect, Collaborate, & Conveniently. Masing-masing aspek menawarkan kemudahan konektivitas konsep gaya hidup, tersedianya fasilitas sesuai kebutuhan hidup milenial.
Berdiri di atas lahan tanah 2,600 meter dengan 17 lantai yang beberapa lantai difungsikan untuk berbagai peruntukkan diantaranya roof top dan co-working space.
Menghadirkan 3 tipe hunian yang terdiri dari tipe studio, workshop, dan quarter.
“Generasi milenial membutuhkan area kerja yang mampu mendorong individu untuk lebih produktif, sekaligus menjalin pertemanan, dan jejaring bisnis baru.
“Terkendala biaya untuk pengadaan fasilitas kantor yang memadai, menjadi problem sebagian besar pebisnis pemula. “Kebutuhan co-working space akan semakin meningkat seiring dengan hadirnya era teknologi industri, serta perusahaan rintisan ( start up), kata Moza. (bud)
