WartaPenaNews, Jakarta – Razia polisi di kantor redaksi Australian Broadcasting Corp (ABC) menuai kecaman dari sejumlah media dan kelompok advokasi hak asasi manusia.
Sejumlah polisi tiba di kantor redaksi ABC di Sydney dengan membawa surat penggeledahan yang mencantumkan nama dua wartawan dan direktur pemberitaan.
BBC merilis pernyataan yang menyebut insiden penggeledahan itu “amat bermasalah”.
Tindakan kepolisian Australia tidak berhenti di situ. Aparat dilaporkan juga menggerebek rumah seorang wartawan News Corp.
Aliansi jurnalis di Australia mengatakan dua tindakan polisi tersebut mencerminkan “pola penyerangan yang mengganggu kebebasan pers Australia”. Beberapa serikat dan kelompok advokasi HAM juga mengecam aksi itu.
Dalam pernyataannya, Direktur Pelaksana ABC, David Anderson, mengatakan razia polisi “mengangkat kekhawatiran mengenai kebebasan pers”.
“ABC membela wartawan-wartawannya, akan melindungi semua narasumber, dan terus melaporkan tanpa takut atau demi membela isu intelijen dan keamanan nasional ketika jelas-jelas ada kepentingan publik.
Direktur pemberitaan ABC News, Gaven Morris, membela dua wartawan yang namanya dicantumkan dalam surat penggeledahan.
Mengapa razia dilakukan?
Aksi polisi berkaitan dengan artikel-artikel mengenai dugaan perbuatan buruk pasukan Australia di Afghanistan.
Menurut ABC, razia ditujukan pada seri investigasi tahun 2017 yang dikenal dengan sebutan `The Afghan Files`.
Seri investigasi tersebut “mengungkap dugaan pembunuhan ilegal dan perbuatan buruk pasukan khusus Australia di Afghanistan”.
Disebutkan ABC, seri investigasi itu “didasarkan pada ratusan halaman dokumen rahasia yang dibocorkan kepada ABC”.
Kepolisian Federal Australia mengatakan surat penggeledahan di kantor ABC berkaitan dengan “dugaan penerbitan materi rahasia” dan itu “berkorelasi dengan arahan yang diterima pada 11 Juli 2017 dari Kepala Pasukan Pertahanan dan yang saat itu menjabat pelaksana tugas Menteri Pertahanan”.
Para pengacara ABC berbincang dengan sejumlah polisi yang merazia kantor redaksi lembaga penyiaran Australia itu. Surat penggeledahan memberi kewenangan kepada polisi untuk mengakses email, catatan, naskah, draf, dan dokumen-dokumen lain. – ABC News
Adapun penggeledahan di rumah wartawan Annika Smethurst pada Selasa (4/6) berkaitan dengan laporanya pada 2018 mengenai rencana pemerintah Australia untuk memata-matai warganya sendiri.
Kepolisian mengatakan surat perintah razia di kediaman Smethurst terhubung dengan “dugaan menerbitkan informasi yang dikategorikan secara resmi sebagai rahasia”.
Kepolisian menambahkan, razia di kantor ABC dan kediaman Smethurst tidak saling bertalian.
Kesamaan kedua peristiwa adalah: “Keduanya diduga menerbitkan materi rahasia yang berlawanan dengan ketentuan Undang-Undang Pidana 1914. Hal itu sangat serius yang berpotensi mengancam keamanan nasional Australia”.
Kepolisian mengklaim mereka “selalu independen dan tidak memihak”. (mus)