24 April 2024 - 01:20 1:20

SAS Bantu Bank di ASEAN Patuhi Standar Regulasi

WartaPenaNews, Jakarta – Hanya dalam jangka waktu satu tahun, adaptasi Indonesia terhadap Standar Pelaporan Keuangan Internasional 9 (International Financial Reporting Standard/IFRS 9), yang dikenal dengan sebutan PSAK 71: Instrumen Keuangan.

Standar pelaporan itu akan secara resmi diberlakukan sehingga memerlukan perubahan akuntansi yang signifikan yang akan mempengaruhi operasional, perencanaan keuangan dan strategi portofolio bank-bank di seluruh Tanah Air.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) bank terbesar di Indonesia yang termasuk dalam 10 bank Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) teratas dengan modal kelas 1 (tier1), menggunakan SASExpected Credit Loss untuk mematuhi tenggat waktu tersebut.

Bekerja sama dengan mitra layanan teknologi SAS, Nexia Indonesia, SAS membantu BRI dalam mengurangi risiko penerapan IFRS 9/PSAK 71 dan memastikan fleksibilitas jangka panjang guna memenuhi regulasi yang terus berkembang.

“IFRS 9 menghadirkan tantangan komputasi yang kompleks dan bank-bank membutuhkan mitra yang dapat membantu mereka dalam menyesuaikan dan memenuhi tuntutan tersebut secara efisien,” tutur Sheldon Goh, Regional Head of Risk Solutions, SAS untuk pasar ASEAN dalam keterangan tertulisnya Rabu (16/1/2019).

Dengan semakin dekatnya tenggat waktu penerapan IFRS 9/PSAK 71 di Indonesia, yaitu pada bulan Januari 2020, lembaga keuangan perlu bertindak cepat dalam melakukan konvergensi fungsi, teknologi, dan model yang digunakan.

Standar terbaru dalam pengukuran kerugian kredit telah mengubah secara drastis cara lembaga keuangan memperkirakan, menyimpan, dan melaporkan setiap kerugian yang terjadi.

Agar dapat mematuhi persyaratan kepatuhan yang berlaku, bank harus menganalisis sejumlah besar data secara efisien dan menyesuaikan pendekatan dalam menerapkan solusi manajemen risiko di seluruh organisasi mereka.

Setelah melalui proses seleksi yang sangat ketat, BRI memilih SAS untuk membantu mengikuti perubahan regulasi di seluruh 12 segmen bisnis Bank Rakyat Indonesia.

Solusi SAS memiliki kemampuan menyeluruh untuk memenuhi persyaratan yang berubah tersebut, sekaligus membantu BRI dalam konvergensi fungsi risiko dan keuangan.

BRI akan memanfaatkan SAS Expected Credit Loss untuk memastikan implementasi model risiko yang cepat dan efisien, serta untuk upaya pengujian dan pemeliharaan di luar tenggat waktu implementasi IFRS 9/PSAK 71 di Indonesia, yaitu pada tahun 2020.

SAS Expected Credit Loss telah menjadi platform pilihan untuk pemodelan kerugian kredit yang transparan, cepat, dan efisien demi kepatuhan terhadap standar IFRS 9 oleh bank-bank papan atas. (isu/rob)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03