WartaPenaNews, Jakarta – Bekam merupakan tehnik therapy dimana kulit seseorang di sedot dengan alat pribadi untuk menanggulangi masalah kesehatan. Bekam yang lebih modern biasanya menggunakan mangkok atau gelas yang terbuat dari melamin sampai hingga media pribadi sendiri yang dapat dirapikan kapabilitas sedotannya dengan alat vakum.
Ada pula bekam menggunakan sundul. Prosedurnya, penyedotan sampai melekat di badan, sundul dibakar lebih dulu selama dua detik yang lantas dapat melekat dan mengisap sampai mencengkram kuat pada badan.
“Ini menggunakan metanol atau spirtus, kalaupun menggunakan minyak tanah atau bensin cepat mati jika membakar lubang sundul,” kata terapis bekam asal Sumatera Barat Munir Rau.
Ia menjelaskan, pembakaran sundul dilakukan sekitar sepuluh detik lalu sundul ditempelkan ditubuh pasien. Dampak yang disebabkan itu rasa hangat di badan, kian pasien bergerak, kian sundul itu mencengkram kuat. Yg lantas memerlukan waktu sekitar lima menit setelah sundul sapi melekat di badan pasien.
Menurut dia, sistim bekam dengan menggunakan sundul sapi ini karena alami, keutamaannya diperlukan dapat lama, dan tidak mengandung dampaknya pada pasien karena dilakukan pembakaran sebelum ditempelkan supaya kuman-kuman mati dan lebih steril.
Ukuran sundul yang digunakan, biasanya panjang 15 sampai 20 sentimeter, dengan diameter lima sentimeter. Bahkan juga ada yang panjangnya selengan orang dewasa sampai sekecil telunjuk atau jempol untuk yang di gunakan pada leher.
Munir menjelaskan tidak ada tehnik pribadi dalam sistim bekam sundul ini. Ia secara mendalami secara otodidak dari kakeknya yang merupakan terapis tradisionil sekitar tahun 2000-an. Sebelum dibekam, dia memijat sisi-sisi badan yang akan dibekam dengan menggunakan minyak bayi.
Dia menjelaskan kalaupun bekam yang dilakukannya ada yang kering dan basah. Bila kering hanya sekedar dipijat dan dibekam, sedangkan bekam basah itu hingga sampai dikeluarkan darahnya.
“Itu bergantung pasien, apabila tidak ingin mengambil darah ya therapy saja. Pengambilan atau keluar darah itu penyakit yang menahun, sesuai pasiennya saja,” kata Munir.
Dia menjelaskan, apabila dikeluarkan darah sekitar 2-3 sendok darah kotor atau racun. Dampaknya menakjubkan, darah lancar kembali.
“Badan kita kan membuahkan darah, jantung yang memompa darah ke seluruhnya badan,” ujarnya.
Penyakit yang dapat sembuh salah satunya membuang toksin, angin, dan kolesterol, bikin lancar peredaran darah, menanggulangi demam, menanggulangi kecapekan, meredakan ngilu dan keluhan. Terpai ini bisa juga menyembuhkan banyak penyakit, mngobati banyak masalah kulit, melakukan perbaikan sejumlah skema badan sampai hilangkan sihir.
Salah satunya rumah sakit yang sudah meningkatkan tehnik ini yaitu RSUD Soetomo Surabaya, yang sekarang sudah semakin tambah maju. Kecuali rumah sakit, penyembuhan tradisionil di ajarkan di perguruan tinggi, antara lainnya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (mus)