25 April 2024 - 15:05 15:05

Turki Tambah Pasukan di Perbatasan Suriah Usai Diancam Trump

WartaPenaNews, Jakarta – Turki memperkuat posisi militernya di perbatasan Suriah setelah menyatakan siap melancarkan operasi yang bisa menyasar milisi Kurdi, sekutu lama AS.

Puluhan kendaraan militer dikirim ke wilayah tersebut, menyusul penarikan pasukan AS dari timur laut Suriah.

Presiden Trump kembali membela keputusannya itu pada Selasa (08/10), mengatakan bahwa para pasukan Kurdi tidak diabaikan seraya menyebut mereka “istimewa”. Keputusannya yang kontroversial itu mendapat kecaman luas dari dalam dan luar negeri.

Turki menganggap milisi Kurdi, yang mendominasi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebagai teroris. Adapun penarikan mundur pasukan AS dianggap membuka jalan bagi serangan terhadap milisi Kurdi.

Konvoi militer yang terdiri dari kendaraan lapis baja pengangkut pasukan dan tank terlihat bergerak menuju kota perbatasan Turki, Akcakale, pada Selasa (08/10) malam. Kantor berita pemerintah Anadolu memperlihatkan gambar bus-bus yang membawa pasukan.

Trump: Tentara Kurdi `pejuang luar biasa`

Trump mengatakan keputusannya menarik pasukan AS – yang disebut milisi Kurdi sebagai “tikaman dari belakang” mengingat mereka membantu AS mengalahkan kelompok ISIS di Suriah – memengaruhi “hanya 50 tentara” dari sekitar 1.000 tentara AS di negara tersebut.

Dalam serangkaian cuitan, Trump melembutkan nada retorikanya. Dia memuji Turki sebagai mitra dagang dan sekutu NATO, beberapa jam setelah mengatakan ia akan “menghancurkan dan melenyapkan” ekonomi Turki jika negara itu “melanggar batas”.

“Kami mungkin sedang dalam proses meninggalkan Suriah, tetapi sama sekali tidak mengabaikan tentara Kurdi, yang merupakan orang-orang istimewa dan pejuang yang hebat,” kata Trump.

Ia menambahkan bahwa AS membantu tentara Kurdi “secara finansial [dan dengan] senjata” .

“Serangan tanpa provokasi atau tidak perlu oleh Turki akan menghancurkan ekonomi mereka dan mata uang mereka yang sangat rapuh,” kata presiden seraya menyebut hubungan antara kedua negara “sangat baik”.

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon “menyayangkan, Turki telah memilih untuk bertindak secara sepihak” dan bahwa personel militer AS dipindahkan “untuk memastikan keselamatan mereka” tapi mereka tidak dikirim keluar dari Suriah.

Turki mengatakan ingin membangun “zona aman” sepanjang 480 km dan sejauh 30 km di sepanjang perbatasannya dengan Suriah, untuk memukimkan kembali hingga dua juta orang dari 3,6 juta pengungsi Suriah yang saat ini tinggal di Turki.

Sementara itu, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke AS pada 13 November atas undangan Presiden Trump.

Di kedua sisi dinding perbatasan ada perasaan bahwa serangan akan datang, dan mungkin akan datang segera. Tidak ada indikasi bahwa keprihatinan internasional yang memuncak mengubah rencana Turki untuk membangun “zona aman”.

Lusinan kamera TV – lokal dan internasional – sekarang bersiaga di dinding perbatasan. Bagi warga sipil dan pengungsi di sisi lain, di Suriah timur laut, ada ketakutan nyata pada invasi Turki.

Bahkan jika ruang lingkupnya terbatas – dan tidak jelas apakah memang akan terjadi – invasi dapat menyebabkan pengungsian besar-besaran. Dan bagaimana dengan ribuan tahanan ISIS di pusat penahanan yang dikelola tentara Kurdi?

Seorang juru bicara SDF mengatakan kepada BBC bahwa jika serangan terjadi, mereka harus fokus untuk membela diri dan harus menarik beberapa pasukan mereka dari penjara, dan dari daerah yang baru-baru ini dibebaskan dari IS.

Turki: `Persiapan selesai`

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Turki mengatakan “semua persiapan untuk operasi telah selesai.” Ia menambahkan bahwa pembentukan “zona aman” itu “penting” bagi Suriah dan perdamaian di kawasan.

Secara terpisah, Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan negaranya tidak akan tunduk pada ancaman terkait rencananya di Suriah, dengan mengatakan: “Dalam hal keamanan Turki, kami menentukan jalan kami sendiri, tapi kami menetapkan batasan kami sendiri.”

Komentar tersebut tampaknya merupakan jawaban terhadap ancaman Trump sebelumnya terhadap ekonomi Turki, yang dilaporkan sebagai upaya oleh presiden untuk menenangkan kritik dalam negeri, termasuk dari Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell.

Dalam perkembangan lain:

Jika Turki mengambil alih wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi, Gedung Putih mengatakan Turki akan bertanggung jawab atas semua petarung ISIS yang ditahan di sana. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
25 April 2024 - 12:38
Ganjar Tolak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

WARTAPENANEWS.COM – Usai gelaran Pilpres 2024 ini, Ganjar Pranowo kembali menegaskan dirinya berada di luar pemerintahan. Sikap ini, bukan berarti dia tak hormat pada pemenang pilpres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

01
|
25 April 2024 - 11:14
Pegawai Kementerian ESDM Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Korupsi Timah

WARTAPENANEWS.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadwalkan pemeriksaan seorang pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kasus korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah

02
|
25 April 2024 - 10:17
Bocah Temukan Mayat Wanita Membusuk di Dalam Rumah

WARTAPENANEWS.COM – Warga Kecamatan Cihara, Provinsi Banten dihebohkan penemuan sesosok mayat wanita di Kampung Barung Cayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Mayat yang ditemukan bocah sekitar pukul 13.00

03