25 April 2024 - 18:52 18:52

Viagra untuk Perempuan Masih Dianggap Kontroversi

WartaPenaNews, Jakarta – Wanita di Amerika Serikat saat ini punyai akses ke obat peningkat selera seksual yang disebut sebagai “viagra wanita”. Instansi Pengawas Obat dan Makanan AS, FDA, telah pastikan obat dengan merk Vyleesi ini aman untuk dikonsumsi. Berita ini dianggap kemenangan untuk kesehatan seksual wanita.

Akan tetapi, sejumlah minggu lantas, obat ini menyebabkan debat tentang apa kenyataannya andil obat itu dalam penambahan selera seksual. Vyleesi ini punyai nama umum bremelanotide yang didesain untuk wanita semua umur yang mengalami keadaan yang disebutkan sebagai hypoactive sexual desire disorder (HSDD).

Tanda-tanda ini dilukiskan sebagai rendahnya ketertarikan pada aktivitas seksual dan diperkirakan ini dirasakan oleh 6 persen sampai 10 persen wanita yang masih dalam umur reproduktif di AS.

Ini merupakan kedua kalinya industri farmasi menguji coba “viagra wanita”. Kesepakatan FDA telah mengakibatkan kontroversi sesudah dokter menyatakan kebimbangan mereka pada efektivitas obat ini dan efek untuk wanita yang mengkonsumsinya.

Jadi seampuh apa bremelanotide? Lalu apa kecemasan efek yang dinyatakan para dokter itu?

Injeksi versus pil

Vyleesi yang ditingkatkan oleh Palatin Technologies dan izin produksinya digenggam oleh Amag Pharmaceuticals, dikonsumsi dengan cara injeksi ke badan sendiri. Obat ini kerja dengan menekan kegelisahan, dan tingkatkan selera seks dengan cara tingkatkan hormon dopamin dan menghalangi pelepasan hormon serotonin.

Obat baru ini akan beradu dengan Addyi, pil yang di jual oleh Sprout Pharmaceuticals untuk dikonsumsi setiap hari dan di setujui FDA tahun 2015. Sewaktu itu, ketentuan FDA pula kontroversial, sejumlah ahli mengatakan Addyi amat tidak efisien dan kemungkinan tidak aman.

Produsen Vyleesi mengatakan pasien tidak mesti puasa alkohol sewaktu mengkonsumsi obat itu, sedangkan hal tersebut amat dianjurkan untuk pengguna Addyi. Vyleesi pula menjanjikan dampaknya lebih enteng dan kemanjuran cepat tanpa mesti dikonsumsi tiap-tiap hari.

Akan tetapi, Madeleine Armstrong, jurnalis spesialis farmasi dan industri teknologi kesehatan, mempertanyakan klaim Vyleesi ini.

“Pasien dianjurkan menginjeksi diri dengan Vyleesi 45 menit sebelum terkait seks, namun ini dapat menyebabkan mual-mual sampai-sampai seks jadi gagal. Sejumlah 40 persen pengguna mengalami ini, bahkan sewaktu mereka mengkonsumsi obat itu satu jam sebelumnya,” kata Armstrong.

Menanggung derita diam-diam

Menurut survey tahun 2016, selera seksual yang rendah atau HSDD dirasakan satu diantara 10 wanita di AS, dan kebanyakan mereka tak sudah pernah mengusahakan mengobatinya.

“Mereka menderita diam-diam, artinya tak ada pasar untuk produk ini,” kata William Heiden, Direktur Eksekutif Amag Pharmaceuticals.

Armstrong pula skeptis: “Pertanyaan utamanya, apa HSDD pada wanita ini penyakit. Kajian Leerink memperkirakan enam juta wanita pra-menopause mengalami ini, namun 95 persen tidak tahu ini merupakan keadaan medis”.

Akan tetapi pengamat industri farmasi memperkirakan Vyleesi dapat mendapatkan penjualan tahunan sejumlah US$1 miliar.

Kontroversi

Amag Pharmaceuticals menyatakan dampaknya yang tersebut ketika uji coba yakni mual-mual pada 40% pengguna. Dampaknya lain yang diadukan yakni semburan panas dan sakit kepala.

FDA memuji obat baru ini “menyediakan pilihan perawatan” untuk wanita dengan HSDD.

Akan tetapi FDA pula mengatakan tidak jelas bagaimana Vyleesi kerja di otak untuk memengaruhi selera seksual.

Ada juga debat apa obat yakni solusi paling baik untuk menangani HSDD. Pakar kesehatan mengatakan kalau rendahnya selera seks dikuasai faktor luar dan faktor psikologis.

Ada juga arahan kalau hampir semua dokter yang mengambil sisi sebagai panel FDA tentang HSDD tersambung dengan Sprout Pharmaceuticals – perusahaan di belakang Addyi.

Sejumlah organisasi kesehatan wanita pula mengatakan FDA tidak menyaratkan pengumpulan bukti-bukti lebih jauh tentang resiko periode panjang Vyleesi.

Eksperimen medis

Eksperimen medis Vyleesi dilakukan selama 24 minggu, sertakan 1.200 wanita pra-menopause yang mengalami HSDD.

Kebanyakan pasien menggunakan obat itu dua sampai tiga kali sebulan, namun tak sudah pernah lebih dari sekali dalam semiggu.

Dari mereka, 25 persen bilang mereka mengalami penambahan selera seks, dibandingkan dengan 17 persen yang dikasih placebo.

Akan tetapi, menurut Columbus Center for Women`s Health Research, perusahaan medis yang ikut serta dalam uji coba ini, sekitar 20 persen peserta menyudahi uji coba, termasuk 8% yang berhenti gara-gara mual-mual. (mus)

 

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
25 April 2024 - 12:38
Ganjar Tolak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

WARTAPENANEWS.COM – Usai gelaran Pilpres 2024 ini, Ganjar Pranowo kembali menegaskan dirinya berada di luar pemerintahan. Sikap ini, bukan berarti dia tak hormat pada pemenang pilpres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

01
|
25 April 2024 - 11:14
Pegawai Kementerian ESDM Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Korupsi Timah

WARTAPENANEWS.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadwalkan pemeriksaan seorang pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kasus korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah

02
|
25 April 2024 - 10:17
Bocah Temukan Mayat Wanita Membusuk di Dalam Rumah

WARTAPENANEWS.COM – Warga Kecamatan Cihara, Provinsi Banten dihebohkan penemuan sesosok mayat wanita di Kampung Barung Cayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Mayat yang ditemukan bocah sekitar pukul 13.00

03