WartaPenaNews, Jakarta – Gaya hidup tidak sehat, serta tingkat kepedulian dari literasi diabetes yang sangat minim, menjadi salah satu pemicu tingginya angka prevalensi penderita penyakit diabetes di Indonesia.
Berkelit Dari Diabetes
Hal ini dipaparkan oleh dr. Dante S. Harbuwono Sp.PD-KEMD, PhD, Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dalam kampanye ‘Live Healthier Lives’ yang diselenggarakan oleh PT Sun Life Financial Indonesia. Kampanye merupakan upaya untuk mempertegas komitmen mereka dalam upaya melawan diabetes di tanah air.
Divisi metabolik endokrin menemukan 1 dari 8 orang di Jakarta terkena diabetes. Dan 2 dari 3 orang yang terkena diabetes tidak mengetahui kalau dirinya terkena diabetes. Gaya hidup tidak sehat masyarakat Jakarta menjadi faktor utama, menyusul faktor genetik.
Gaya hidup sehat sebenarnya sangat mudah dijalankan setiap individu, harus didasarkan pada komitmen yang kuat, disiplin dan muaranya ke gaya hidup.
Lakukan aktivitas fisik secara rutin seperti berolahraga, aerobik dan banyak bergerak. Efeknya mampu menurunkan berat badan dan gula darah. Serta meningkatkan sensivitas insulin yang berfungsi untuk menjaga kadar gula dalam darah. Serta dapat membantu mengendalikan diabetes
Konsumsi serat dalam porsi cukup. Efeknya dapat menurunkan berat badan. Serat berkhasiat mengontrol gula darah dan mengurangi risiko serangan jantung. Sumber serat terbaik berasal dari buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Kurangi, kemudian hindari mengonsumsi minuman manis dengan kandungan glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes. Meminum 1 kali atau lebih minuman manis perhari dapat meningkatkan risiko sebanyak 83 persen terkena penyakit diabetes.
Hindari rokok (aktif dan pasif), alkohol. Serta mengelola stress dengan baik.
Kurangi kemudian menghindar mengonsumsi makanan manis. Ingat…, ancaman diabetes menanti Anda.Foto: Bud.
Semua Orang Indonesia Memiliki Gen Diabetes
Menurut dr. Dante, “tidak ada satupun orang Indonesia yang terbebas dari gen diabetes. Hanya, yang membedakan tingkat risiko setiap orang berbeda-beda. Mereka dengan risiko tertinggi, karena menjalankan gaya hidup yang tidak sehat, selain faktor genetik.
Banyak cerita miris pasien diabetes. Penyakit yang ditengarai belum bisa disembuhkan ini, membutuhkan biaya pengobatan yang sangat mahal, dengan rentang waktu panjang. Ancaman dari berbagai penyakit degeneratif karena terjadinya komplikasi seperti jantung, ginjal, stroke, hingga kanker menjadi penyebab utama, tingginya angka kematian. Serta dampak lain berupa kebutaan permanen dan amputasi.
Pada penderita diabetes, serangan jantung seringkali tidak disadari oleh pasien dan keluarga karena organ jantung tidak menunjukkan gejala-gejala seperti yang dialami oleh penderita penyakit jantun non diabetes. Hal ini dikarenakan jantung mengalami kerusakan dan menjadi baal, seringkali penderita meninggal ketika dalam keadaan tidur. (bud)