5 May 2024 - 21:43 21:43

10 Risiko Hamil di Usia Remaja

WartaPenaNews, Jakarta - Risiko remaja hamil dengan usia di bawah 20 tahun sangat berbahaya sebabkan banyak gangguan pada calon ibu yang masih remaja dan janin. Gangguan ini bisa saja terjadi pada tubuh atau fisik dan psikis. Dengan risiko yang cukup besar ini, remaja diminta untuk menunda kehamilan dahulu agar usianya cukup. Begitu berusia 20 tahun, kehamilan bisa diusahakan.

Ada berbagai alasan yang mendasari kenapa wanita hamil yang belum terlalu cukup umur sangat berisiko dan akhirnya melakukan persalinan. Beriku dampak kehamilan remaja yang patut diwaspadai:

1. Keguguran

Wanita memang mengalami puber saat usianya memasuki 11 atau 12 tahun. Organ di dalam tubuhnya susah mulai bekerja sebagaimana mestinya. Ovarium menghasilkan sel telur dan rahim sudah menghasilkan endometrium yang nantinya luruh menjadi darah menstruasi. Siklus yang berulang-ulang ini menandakan wanita sudah dewasa.

Meski organ reproduksinya sudah mulai berjalan dengan lancar, kematangannya masih terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Bila kematangan ini tidak diperhatikan dan wanita hamil di usia yang masih muda, risiko remaja hamil kemungkinan terjadi keguguran cukup tinggi.

2. Kelahiran prematur dan cacat bawaan

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, risiko remaja hamil bisa menyebabkan persalinan secara prematur. Bayi dengan usia 7 atau 8 bulan yang belum siap dilahirkan harus segera keluar dari rahim karena wanita tidak kuat lagi menahannya. Dinding rahim juga tidak kuat dengan bobot bayi yang besar.

Bayi yang lahir prematur juga akan mengalami bobot yang terlalu rendah. Kondisi ini membuat bayi yang dilahirkan rawan sekali tidak tumbuh sempurna hingga mengalami kematian. Beberapa wanita yang sempat mengonsumsi obat tertentu untuk menggugurkan kandungan biasanya memiliki bayi dengan kondisi cacat bawaan yang parah.

3. Gangguan pada vagina

Saat melahirkan, bayi akan keluar dari rahim ke serviks hingga akhirnya keluar melalui lubang vagina. Kondisi ini menyebabkan luka di vagina menjadi terlalu besar. Area perineum akan mengalami luka yang cukup besar sehingga jahitan yang dialami juga besar dan bisa menurunkan estetik dari vagina.

Selain gangguan pada area vulva, dampak kehamilan remaja adalah kerusakan di area serviks dan sekitarnya juga menyebabkan gangguan yang besar. Wanita dengan usia di atas 20 tahun mungkin juga akan mengalami luka robek di vagina. Namun, fungsi organnya sudah maksimal sehingga kemungkinan penyembuhan juga lebih besar.

4. Perdarahan dan anemia

Dampak kehamilan remaja biasanya mengalami gangguan anemia yang cukup parah. Terbaginya darah ibu dengan bayi dan kebutuhan zat besi yang besar bisa menyebabkan wanita mengalami lemas terlalu besar. Bahkan, beberapa kasus bisa menyebabkan pingsan.

Selain anemia yang menyebabkan rasa lemas terlalu besar. Pada saat melakukan persalinan, wanita juga akan mengalami perdarahan. Kontraksi dari rahim yang belum sempurna rawan sebabkan perdarahan akut dan berujung pada kematian dari ibu yang melakukan persalinan.

5. Depresi

Remaja yang berhasil melakukan persalinan tidak hanya akan mengalami cacat atau luka pada vagina saja. Risiko remaja hamil juga akan mengalami depresi yang cukup akut. Depresi ini muncul pasca-persalinan dalam bentuk baby blues atau gangguan lainnya.

Secara fisik, remaja mungkin bisa melahirkan dengan baik. Namun, secara mental tidak semua remaja sudah siap menjadi ibu. Hamil yang muncul akibat seks pranikah juga bisa menjadi penyebab depresi ini.

6. Tekanan darah tinggi

Memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Ketika Anda mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan, ini juga dikenal sebagai hipertensi gestasional.

Jenis dampak kehamilan remaja pada ibu dan janin akan tergantung pada tingkat keparahan kondisinya dan dapat berkisar dari yang ringan sampai yang parah. Kondisi ini dapat merusak ginjal remaja yang sedang hamil serta organ-organ penting lainnya.

Kondisi ini juga menyebabkan kelahiran prematur dan berat lahir rendah pada bayi. Dalam kasus yang paling serius, tekanan darah tinggi dsaat kehamilan dapat menyebabkan preeklampsia – menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa bagi ibu dan janin.

7. Penyakit menular seksual (PMS)

Ketika remaja mengalami banyak hormon yang bergejolak, ia juga berada pada usia di mana mereka bereksperimen dengan seksualitas.

Jika remaja berhubungan seks setelah hamil, dia mungkin berisiko tinggi terkena beberapa penyakit menular seksual (PMS) lainnya. PMS bisa sangat berbahaya bagi kesehatan remaja yang hamil dan bagi kesehatan janin.

8. Gizi buruk

Karena remaja masih dalam tahap perkembangan, tubuhnya akan membutuhkan banyak nutrisi untuk berkembang. Jika remaja hamil, dia akan membutuhkan lebih banyak makanan bergizi yang seharusnya dia butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya, karena bayi dalam kandungan akan bergantung pada asupan nutrisi ibu.

Sementara beberapa remaja mungkin mengontrol berat berat (diet) yang diperlukan agar bisa mengenakan pakaian yang cukup selama kehamilan, namun ini berbahaya untuk kebutuhan nutrisi ibu dan janin.

Banyak remaja juga sangat sadar tentang berat badannya dan sering mengalami gangguan makan. Jika mengalami gangguan makan, ia berisiko mengalami anoreksia atau bulimia, itu bisa sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin.

9. Perawatan kehamilan yang tidak benar

Dalam kebanyakan kasus, penyebab kehamilan pada remaja mungkin tidak menyadari cara terbaik untuk menggunakan perlindungan saat berhubungan seks. Akibatnya, dia mungkin tidak selalu yakin apakah dia hamil atau tidak, terutama karena dia mungkin masih bingung terhadap tanda-tanda dan gejala hamil.

Perawatan prenatal sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayinya, tetapi jika remaja tidak menyadarinya, kemungkinan ia akan melewatkan tes, obat-obatan dan vaksinasi yang penting utnuk ibu dan janin. Dan dampak kehamilan remaja dapat menyebabkan masalah kesehatan pada calon ibu dan janin.

10. Berat lahir rendah

Risiko remaja hamil cenderung melahirkan bayi dengan berat lahir rendah – yaitu bayi dengan berat kurang dari 5,5 kg. Sebuah penelitian April 2007 yang diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology, menemukan bahwa ibu yang berusia 10 hingga 19 tahun memiliki kemungkinan 14 persen lebih tinggi memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang berusia 20 hingga 24 tahun.

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah berisiko lebih tinggi untuk sejumlah masalah yang dapat memengaruhi jantung, paru-paru, dan otak ibu dan janin. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
4 May 2024 - 12:14
Mal Rabinza di Lebak Hangus Terbakar

WARTAPENANEWS.COM – Kebakaran hebat terjadi di Mal Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza), Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Sabtu (4/5/2024) dini hari. Informasi diperoleh, peristiwa itu terjadi pukul 00.25 WIB.

01
|
4 May 2024 - 11:13
Mayat Pria Ditemukan Tanpa Busana di Perumahan Sukabumi

WARTAPENANEWS.COM – Warga di Perumahan Frinanda, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, digegerkan dengan penemuan mayat pria dalam kondisi telanjang. Kejadian tragis tersebut terjadi di rumah blok B1 Nomor 1

02
|
4 May 2024 - 10:06
Exit Tol Jagorawi Arah Puncak Macet, Contraflow Diberlakukan di KM 44

WARTAPENANEWS.COM – Kemacetan terjadi di exit Tol Jagorawi arah Puncak pagi ini, Sabtu (4/5). Ini disebabkan wisatawan yang akan berlibur ke kawasan Puncak pada weekend. Informasi dari Jasa Marga, kemacetan

03