wartapenanews.com – Bentrokan antara umat Hindu dan Muslim terjadi di New Delhi, India. Peristiwa itu terjadi pada saat kegiatan keagamaan Hindu Jahangirpuri pada Sabtu (16/4).
Beruntung tidak ada korban tewas akibat bentrokan. Namun, 14 orang ditangkap polisi buntut peristiwa itu.
“Polisi India menangkap 14 orang sehubungan dengan bentrokan kekerasan antara umat Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan Hindu,” kata Kepolisian India dikutip dari Reuters, Minggu (17/4).
“Perusuh sedang diidentifikasi untuk tindakan hukum yang tegas,” tambah mereka.
Sebelum bentrokan terjadi pada Sabu, dalam beberapa pekan terakhir bentrokan antara mayoritas Hindu dan komunitas minoritas Muslim meningkat.
Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata bahkan mendorong kepada kelompok garis keras untuk tidak ragu melakukan tindakan keras jika menyangkut urusan agama.
Sedangkan Menteri Urusan Minoritas India, Mukhtar Abbas Naqvi, mengatakan hubungan antarumat di India sejauh ini dalam keadaan baik. Ia menyebut bentrokan di New Delhi tidak perlu dibesar-besarkan.
“Itu masalah pinggiran. Ada pihak yang tidak mampu menerima perdamaian dan kemakmuran di negara ini, Mereka mencoba mencemarkan nama baik budaya dan komitmen kami,” kata Naqvi.
Naqvi menjelaskan, masih banyak tugas penting yang harus pemerintah. Ia menjamin, pemerintah telah memberikan kebebasan kepada penduduknya. Termasuk menyangkut keyakinan.
“Setiap warga negara memiliki kebebasan di negaranya untuk makan makanan pilihan mereka,” kata Naqvi.
Lebih lanjut, ia juga menepis kekhawatiran masyarakat minoritas tentang larangan siswa Muslim untuk mengenakan jilbab di negara bagian Karnataka.
“Di India tidak ada larangan berhijab. Di pasar dan tempat lain bisa saja memakai jilbab,” kata Naqvi.
“Tetapi setiap perguruan tinggi atau institusi memiliki aturan berpakaian, disiplin dan sopan santun. Kami harus menerima ini. Jika Anda tidak menyukainya, Anda dapat memilih institusi yang berbeda,” tutup dia. (mus)
