WartaPenaNews, Jakarta – National Center for Sustainability Reporting (NCSR) kembali memprakarsai event Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2019 yang di gelar di Nusa Dua, Sabtu (23/11/2019).
ASRRAT merupakan penganugerahan penghargaan kepada lembaga yang berhasil mengakomodasika kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan berkelanjutan dengan baik.
Ini adalah event kedua kalinya, dimana sebelumnya disebut Sustainability Reporting Awards (SRA) dan telah dihelat sejak tahun 2005. Kegiatan ini dirangkai dengan Konferensi Praktisi Keberlanjutan (SPC) berlangsung di Nusa Dua, Sabtu (23/11/2019).
Ketua NCSR, Dr. Ali Darwin menjelaskan, sejak tahun lalu, sistem itu dirubah menjadi pemeringkatan (Rating). Pesertanya bukan saja dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara lainnya di Asia. Alasan itulah brand name yang kita pakai adalah “Asia Sustainability Reporting Rating.
“Ini merupakan satu-satunya sistem pemeringkatan laporan keberlanjutan yang ada saat ini,†tambah Ali.
Hasil pemeringkatan dalam ASRRAT terdiri dari 4 peringkat; yaitu Platinum (paling tinggi), Gold, Silver dan Bronze (paling rendah). Tahun ini, proses penilaian laporan dilakukan oleh 50 assessor, yang merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kesemuanya memiliki kompetensi sebagai ossessor karena telah memiliki sertifikat spesialis laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh NCSR.
Sebanyak 50 lembaga dari 5 negara turut memperebutkan penghargaan ASRRAT 2019. Kelima Negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Filipina, Bangladesh dan Indonesia. NCSR selaku penyelenggara menempatkan 50 asessor spesialis laporan keberlanjutan untuk memberikan penilaian kepada seluruh partisipan. Hasil penilaian bergantung pada sebuah metodologi yang mengukur seberapa besar sebuah laporan menerapkan Global Reporting Initiative (GRI) Standard Guidelines.
GRI adalah organisasi penyedia kerangka kerja pelaporan keberlanjutan yang dapat diadopsi semua jenis organisasi di seluruh negara.
Indikator pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) meliputi mengurangi kemiskinan, menjamin dan meningkatkan kesejahteraan penduduk, mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta terus berupaya meningkatkan penyajian laporan keuangan dan laporan berkelanjutan yang transparan serta memenuhi standar global.
Ali menerangkan, tiga sinyal dapat ditangkap dari laporan berkelanjutan. “Sinyal pertama kinerja triple bottom line (ekonomi, lingkungan, dan sosial) perusahaan. Kedua dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas perusahaan dan ketiga pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs),”terangnya. (rob)