20 April 2025 - 12:05 12:05
Search

Akibat Serangan Israel ke Lebanon, 550 Orang Tewas

WARTAPENANEWS.COM  – Jumlah korban tewas akibat serangan besar-besaran Israel ke Lebanon mencapai 550 orang. Mayoritas yang tewas adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.

Menteri Kesehatan Lebanon Dr. Firass Abiad mengatakan apa yang terjadi di negaranya adalah “pembantaian”, karena rumah sakit berjuang untuk mengatasi jumlah korban dari dua hari serangan udara Israel yang menargetkan kelompok bersenjata Hizbullah.

Abiad mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa (24/9/2024) bahwa 50 anak-anak, 94 wanita dan sejumlah pekerja medis termasuk di antara 558 orang yang tewas. Lebih dari 50 rumah sakit saat ini merawat 1.835 orang lainnya yang terluka.

Kemudian, dalam sebuah wawancara dengan BBC, menteri kesehatan menggambarkan apa yang terjadi sebagai “pembantaian.” “Jika Anda melihat orang-orang yang dibawa ke ruang gawat darurat, jelas bahwa mereka adalah warga sipil. Mereka bukanlah pejuang seperti yang diklaim Israel,” katanya.

“Kami tahu tentang korban serangan karena ambulans kami yang membawa mereka ke rumah sakit,” imbuhnya. “[Mereka] adalah warga sipil yang melakukan kegiatan seperti biasa,” lanjutnya.

Dia juga membandingkan permusuhan saat ini dengan perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

“Jelas kita melihat perang yang lebih kejam, terutama dalam cara warga sipil menjadi sasaran,” ujarnya.

Israel mengatakan mereka menyerang ratusan lokasi Hizbullah, menuduh kelompok itu menyembunyikan senjata di daerah permukiman.

Pada Selasa (24/9/2024), militer Israel menewaskan kepala pasukan roket Hizbullah saat serangan berlanjut, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kelompok itu membawa Lebanon “ke tepi jurang”.

Hizbullah menanggapi dengan menembakkan lebih dari 300 roket ke Israel utara, melukai enam orang.

Meskipun tidak ada pihak yang tampaknya tertarik untuk mundur, namun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa konflik skala penuh tidak menguntungkan siapa pun dan menegaskan bahwa solusi diplomatik masih mungkin dilakukan.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres memperingatkan bahwa dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi Gaza lainnya. Pertempuran lintas batas selama hampir setahun antara Israel dan Hizbullah yang dipicu oleh perang di Gaza telah menewaskan ratusan orang, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Hizbullah mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas dan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza. Kedua kelompok tersebut didukung oleh Iran dan dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.

Serangan udara Israel pada Senin (23/9/2024) di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa timur mengakibatkan hari paling mematikan di negara itu sejak setidaknya tahun 2006 , ykni terakhir kalinya Hizbullah dan Israel berperang. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait