wartapenanews.com – Publik dikejutkan dengan aksi koboi seorang oknum perwira TNI yang berdinas di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Tol Jagorawi kepada pengendara mobil.
Oknum berinisial Kapten CPM RS itu menodongkan senjata api ke pengendara Avanza di Tol Jagorawi arah Bogor ke Jakarta dan videonya viral.
Sosiolog UGM Dr Arie Sujito berpendapat, gaya Django atau koboi yang mereproduksi simbol kekerasan itu menandakan kemerosotan sebuah institusi.
“Kalau gaya-gaya Django kaya gitu di jalan itu bukan yang menjadi contoh masyarakat baik. Tapi justru mengalami kemerosotan,” kata Arie ditemui di sela-sela peluncuran Kegiatan Komunitas Belajar dan Berdaya (Kibar) UGM di tepi Kali Code, Sinduadi, Kabupaten Sleman, Selasa (20/9).
“Merosotnya legitimasi bahwa institusi hukum mestinya bisa melindungi. Orang (justru) bisa bertindak seenaknya gitu,” lanjut Wakil Rektor UGM ini.
Menurut Arie, jika aksi Django dibiarkan, maka ke depan akan muncul hukum rimba. Masyarakat akan lebih banyak lagi kena teror serupa.
“Bagaimanapun juga kalau hal kaya gini dibiarkan seperti hukum rimba dan orang menjadi saya sebut sebagai teror mental,” jelasnya.
Arie mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku Django.
“Jadi saya usul negara harus melakukan disiplinisasi tindakan-tindakan yang mereproduksi kekerasan itu. Supaya masyarakat tidak ditebarkan teror ketakutan,” ucap dia.
Menurutnya, masyarakat membutuhkan kenyamanan, keamanan, serta kesejahteraan.
“Kalau ini tidak bisa dilakukan saya yakin legitimasinya akan merosot. Apa pun itu, harus ada sejak awal, ini kan institusi keamanan juga mengalami kemerosotan reputasi maka mari kita benahi,” pungkasnya. (mus)