28 April 2024 - 12:56 12:56

AppsFlyer: Tingkat Fraud Aplikasi di Indonesia Turun Akibat Pandemi Covid-19

WartaPenaNews, Jakarta – AppsFlyer, perusahaan attribution terdepan dunia, telah meluncurkan laporan fraud tahunan bertajuk Kondisi Mobile Ad Fraud Edisi 2020. Melihat sebagian besar mobile advertiser semakin memahami bahaya dari fraud penginstalan aplikasi, solusi perlindungan dari fraud sekarang lebih kuat dari pada sebelumnya. Laporan Asia Pasifik (APAC) 2020 menunjukan bahwa terdapat 3,8 miliar penginstalan di sebanyak 55.000 aplikasi dalam kategori Entertainment, Finance, Gaming, Shopping, Social, dan Travel.

Asia Tenggara telah mengalami perbaikan dalam tingkat fraud, seperti yang dijelaskan dalam Laporan Kondisi Mobile Ad Fraud 2020 AppsFlyer. Indonesia mengalami penurunan fraud secara umum di semua kategori mulai dari 43% pada bulan Juli 2019 hingga 19% pada bulan Mei 2020. Tidak berbeda jauh dengan wilayah Asia Pasifik, kategori seperti Entertainment, Casual Games, Midcore Games, dan Shopping mengalami penurunan tingkat fraud dikarenakan lockdown COVID-19.

Managing Director dan President AppsFlyer Asia Pasifik, Ronen Mense, mengatakan bahwa meski terdapat penurunan tren ad fraud secara umum di Asia Tenggara dikarenakan kesadaran market yang meningkat, namun wilayah Indonesia, Singapura, dan Vietnam mengalami puncak ad fraud pada bulan Maret 2020. Hal ini disebabkan oleh COVID-19 yang memaksa banyak negara untuk menerapkan lockdown ketat.

“Dengan lebih banyak orang tinggal dan beraktivitas di rumah, permintaan mobile apps meningkat dan menyebabkan aktivitas user acquisition yang agresif. Hal tersebut mendorong banyak fraudster, walaupun sebagian besar tidak berhasil seperti yang tercermin dari angka penurunan tingkat fraud pada bulan-bulan berikutnya. Tingkat fraud di Indonesia tercatat sebesar 28% pada bulan Maret 2020, dan semakin turun menjadi 19% pada bulan Mei 2020, sedangkan Singapura mengalami level fraud yang menurun dari 35% pada bulan Maret 2020 ke 20% pada bulan Mei 2020,” tambah Mense.

Laporan tersebut menunjukan bahwa aplikasi Finance menjadi kategori paling terpapar oleh fraud. Pasar Asia Pasifik berperan untuk kurang lebih dari 60% eksposur finansial di seluruh dunia sejumlah US$945 juta, karena meningkatnya investasi dalam aktivitas marketing. Secara global, App Install Ad Fraud telah mengalami penurunan sebesar kurang lebih 30% hingga US$1,6 juta dibandingkan dengan H1 2019.

Pada laporan AppsFlyer sebelumnya yaitu Dampak Virus Corona (COVID-19) terhadap Penginstalan Aplikasi dan Anggaran Marketing, menunjukkan bahwa Asia Tenggara mengalami peningkatan aktivitas aplikasi ketika banyak negara memberlakukan lockdown ketat. Laporan ini menunjukkan penurunan revenue total untuk aplikasi Shopping di Indonesia sebesar 8,05% pada bulan Mei 2020 hingga 4,67% pada bulan Juni 2020, karena permintaan untuk berbelanja secara online terlihat menurun setelah lockdown ketat di banyak negara berakhir.

Aplikasi Finance paling rentan terhadap Fraud, sedangkan Gaming tergolong rendah

Kondisi Mobile Ad Fraud 2020 juga menunjukkan bahwa terdapat tingkat fraud yang sangat tinggi di kategori Finance di Asia Tenggara, dengan 4 dari 5 market melebihi 50%; dimana para pelaku fraud tertarik dengan kategori ini karena sifat aplikasi yang berkaitan dengan uang, dengan skala signifikan dan payout yang lebih tinggi. Tingkat fraud tertinggi di kategori Finance terjadi di Vietnam, dengan tingkatan yang berfluktuasi dan pertumbuhan yang mencapai 64% pada bulan Mei 2020.

Sementara itu Indonesia mengalami tingkat fraud di kategori Finance yang berfluktuasi pada periode 2019 dan 2020. Pada bulan Juli 2019, tingkat fraud mencapai 55% namun turun ke 38,2% pada bulan Oktober 2019. Tingkat fraud ini terlihat meningkat pada bulan April di angka 63,3%, namun pada bulan Mei di tahun yang sama menurun hingga ke 61,2%.

Secara global tingkat fraud yang relatif rendah terlihat di kategori Gaming. Akan tetapi, Game Hardcore dan Social Casino di sejumlah wilayah Asia Pasifik menunjukkan gambaran yang berbeda – khususnya dengan tingkat fraud di Korea Selatan yang mencapai 44% di Hardcore Gaming dan 61% di Social Casino Gaming (rata-rata tahunan), dan di Vietnam Game Hardcore mencapai 30% sedangkan peningkatan 10x yang massif terjadi di Game Social Casino antara bulan Maret dan April 2020.

Temuan Tambahan dari Laporan AppsFlyer:

Perangkat Android mendominasi di seluruh dunia dalam hal pangsa pasar, hal ini membuat Android sebagai platform yang banyak dipilih oleh para pelaku fraud.

Tingkat fraud penginstalan aplikasi di Android 4,5 kali lebih tinggi dari iOs. Hal ini disebabkan karena aplikasi iOS lebih terlindungi dari aktivitas fraudulent, dikarenakan oleh proses pemeriksaan yang lebih ketat.

Wilayah Asia Pasifik telah menunjukan persentase lebih tinggi dari serangan flooding, yang merupakan kombinasi dari bots dan tools otomatisasi.

Model Biaya-Per-Aksi (CPA) memainkan peran penting dalam proteksi fraud karena aktivitas funnel yang lebih dalam, membuatnya lebih sulit dibajak dibandingkan dengan model Biaya-Per-Instal (CPI). Hal ini menyebabkan para fraudster mengincar aktivitas di luar CPI untuk mendapatkan keuntungan CPA. (cim)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
27 April 2024 - 13:12
Lokasi Bunuh Diri Brigadir Ridhal di Mampang Didatangi Keluarga

WARTAPENANEWS.COM – Keluarga Brigadir Ridhal, anggota Polresta Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, mendatangi lokasi kejadian peristiwa. Brigadir Ridhal diduga

01
|
27 April 2024 - 12:36
Bule Australia yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Dibekuk

WARTAPENANEWS.COM – Maika James Folauhola (24), warga negara (WN) Australia, ditangkap terkait kasus penganiayaan terhadap sopir taksi bernama Putu Arsana. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Area Central Parkir Kuta, Kuta,

02
|
27 April 2024 - 12:10
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Peralihan Musim

WARTAPENANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang masih bisa mengintai di periode peralihan musim hujan ke kemarau. BMKG memonitor masih terjadinya hujan

03