WartaPenaNews, Jakarta – Meski media asing terus menyoroti suara azan yang dikumandangakan di Indonesia, namun Kementerian Agama menegaskan masjid/musala membolehkan azan menggunakan pengeras suara luar.
“Agar penggunaan pengeras suara oleh masjid/langgar/mushalla lebih mencapai sasaran dan menimbulkan daya tarik untuk beribadah kepada Allah,” kata Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Minggu (17/10/2021).
Pasalnya, azan merupakan panggilan umat Islam untuk menunaikan ibadah salat dan dikumandangkan setiap saat sesuai jadwal salat yang berlaku. Ini sesuai dengan Instruksi No Kep/D/101/1978.
Dalam aturan tersebut menyebutkan tentang penggunaan pengeras suara oleh masjid/musala di seluruh Indonesia mulai dari pengaturan azan, iqamah, pembacaan ayat Al Quran serta peringatan hari besar Islam.
Jika ingin mengumandangkan azan, baik di masjid maupun musala diizinkan menggunakan pengeras suara luar, sedangkan saat jalannya salat, pembacaan doa, pengajian maupun ceramah sebaiknya menggunakan pengeras suara dalam.
“Ini sudah diatur kapan menggunakan pengeras suara ke luar, kapan ke dalam,” ujarnya.
Sementara itu sebelum memasuki waktu subuh, masjid maupun musala diizinkan melakukan kegiatan membaca salawat atau mengaji ayat Al Quran menggunakan pengeras suara luar 15 menit sebelum mengumandangkan azan.
Setelah itu jika menggelas semacam kuliah subuh ataupun pengajian subuh, diimbau menggunakan pengeras suara dalam. Sama halnya untuk ibadah Salat Zuhur dan Salat Jumat.
Sedangkan untuk Salat Ashar, Maghrib, dan Isya lima menit sebelum azan dianjurkan membaca ayat Al Quran. (mus)