WartaPenaNews, Jakarta – Bank-bank di Malaysia diberitakan sudah tutup rekening punya masyarakat negara dan perusahaan Iran. Amerika Serikat diduga ada dibalik ketetapan itu.
Ada sekitar 100 ribu masyarakat negara Iran tinggal di Malaysia. Pada Agustus lalu, beberapa dari mereka terima pemberitahuan dari bank masalah penutupan rekening.
Salah satunya masyarakat Iran itu ialah Behrang Samadi yang kerja sebagai dosen d Malaysia. CIMB sudah tutup rekening kepunyaannya yang sudah berumur 14 tahun.
“Mereka (bank Malaysia) lebih Katolik dari Paus. Di beberapa negara Barat (WN Iran) tidak pernah ada masalah buka rekening bank. Mereka cuma peka tentang transfer uang, terutama dalam jumlahnya besar,” keluh Samadi pada Reuters.
Faksi bank tidak mengutarakan alasan penutupan itu. Tapi beberapa nasabah yang terpengaruh mengklaim jika petinggi bank menyebutkan langkah itu sebagai pengetatan setelah keluarnya sangsi Amerika Serikat.
Walau ada sangsi AS, Malaysia tetap jaga jalinan baik dengan Iran. Serta, minggu lalu pemimpin kedua negara bertemu mengulas cara-cara untuk lebih menguatkan jalinan.
Tetapi, pada Juli lalu Bank Sentra Malaysia sempat menyarankan bank-bank lokal untuk tingkatkan kesiagaan pada praktik pencucian uang oleh masyarakat Iran.
Kedutaan Iran di Kuala Lumpur mengatakan faksinya berusaha mengakhiri masalah ini. “Kami mengharap jika dengan kemauan baik dan kerja sama para petinggi Malaysia, negosiasi akan membuahkan hasil yang positif,” tuturnya pada Reuters dalam surel minggu lalu, menambahkan jika perusahaan-perusahaan Iran sudah dipengaruhi.
Untuk saat ini, masyarakat Iran di ibu kota Malaysia bertanya-tanya bagaimana cara membayar biaya sekolah atau tagihan rumah sakit. “Tanpa ada rekening bank kita butuh menggunakan tehnik kuno, menaruh uang dibawah bantal atau di poci teh,” kata salah satunya masyarakat Iran yang terpengaruh. (mus)