25 April 2025 - 21:11 21:11
Search

Bau Badan Itu Sebenarnya Bisa Menular Atau Tidak Sih?

WartaPenaNews, Jakarta - Bau badan bisa membuat Anda minder. Bayangkan, jika Anda berada di tempat yang ramai berdesak-desakan, otomatis bau yang tidak menyenangkan ini akan tercium ke mana-mana. Kalau sudah begini, bisa-bisa Anda ikut jadi bau. Tapi, apa iya bau badan itu menular? Daripada penasaran, yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

Jawabannya tentu saja tidak. Bau badan bukanlah penyakit atau kondisi yang bisa menular.

Bau badan, yang dikenal dengan osmidrosis atau bromhidrosis ini, biasanya mulai terjadi ketika anak mencapai masa pubertas.

Ini terjadi karena kelenjar apokrin yang berada di area ketiak, selangkangan, dan payudara sudah mulai aktif bekerja.

Sebenarnya, keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin tidak berwarna dan tidak berbau. Namun, ketika kondisi tubuh berkeringat lebih banyak dan kotor, bakteri yang menempel bisa memecah minyak yang ada pada keringat tersebut.

Alhasil, bakteri itulah yang kemudian menyebabkan bau menyengat yang mengganggu.

Setiap orang menghasilkan keringat dan memiliki bakteri yang menempel di kulit. Itu sebabnya, bau badan dihasilkan sendiri oleh tubuh.

Itu artinya, bau badan tidak dapat menular atau didapatkan dari orang lain.

Tidak bisa menular, inilah yang membuat Anda bau badan
bau badan berubah
Meskipun bau badan tidak dapat menular, kondisi ini bisa menyerang Anda kapan saja. Terutama jika Anda tidak menjaga kebersihan tubuh dan melakukan aktivitas yang cenderung berkeringat.

Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan, semakin banyak keringat yang dikeluarkan. Kondisi ini tentu rentan membuat Anda bau badan karena bakteri semakin gencar memecah keringat.

Apalagi jika Anda mandi tidak bersih, bakteri yang menempel akan semakin menumpuk, membuat keringat Anda semakin berbau tidak sedap.

Menurut laman Medline Plus, keringat yang berlebihan tidak hanya disebabkan oleh aktivitas tubuh saja. Ada beberapa faktor lain yang bisa membuat produksi keringat meningkat, seperti:

Cuaca panas dan makanan pedas.
Kondisi emosional, seperti cemas, marah, gelisah, khawatir, dan takut.
Menjadi gejala dari menopause pada wanita.
Penggunaan obat-obatan tertentu, kafein, dan alkohol.
Masalah kesehatan, seperti demam, penyakit jantung, stres, atau hipoglikemia.
Selain kelenjar apokrin, kelenjar ekrin yang ada di seluruh tubuh juga menghasilkan keringat. Walaupun biasanya tidak dipecah oleh bakteri, beberapa makanan bisa mengubah bau dari keringat ini.

Misalnya, mengonsumsi daging merah, bawang-bawangan, dan makanan yang mengandung sulfur seperti kol dan brokoli. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait