WartaPenaNews, Jakarta – Orang Indonesia mungkin bakal terkejut setengah mati saat mengetahui koleksi tas terbaru dari Louis Vuitton (LV). Koleksi teranyar yang masuk dalam Crafty Collection itu punya motif yang mirip abis dengan batik.
Koleksi anyar ini diunggah di akun Instgram milik LV. Terlihat seorang model menjinjing tote bag dengan monogram LV yang mirip seperti batik. Tiga warna yaitu putih, cokelat, dan hitam membentuk kombinasi monogram LV berukuran besar di sekeliling tas.
LV juga bermain dengan warna lain yang cerah untuk koleksi musim panasnya, misalnya merah. Mengutip berbagai sumber, koleksi ini mendapat inspirasi dari dua gerakan artistik di pertengahan abad 20 yaitu graffitisme dan neo ekspresionisme.
Dalam situs resminya, LV Crafty yang diluncurkan sebagai bagian dari koleksi musim panas ini terdiri dari tas, sandal, sampai syal. Tote bag ‘batik’ LV ini dijual seharga 2.050 euro atau setara dengan Rp 35,2 juta per tasnya.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya motif mirip batik diangkat sebagai bagian dari koleksi baru rumah mode dunia. Sebelumnya rumah mode Dior dalam koleksi Cruise 2020 juga menghadirkan busana yang mengingatkan publik pada batik Indonesia.
Namun, nyatanya itu bukanlah batik. Desainer Dior, Maria Grazia Chiuri bekerjasama dengan pabrik dan studio uniwax di Pantai Gading. Pabrik tersebut merupakan salah satu pabrik terakhir yang memproduksi kain wax fabric melalui teknik artisanal mekanis.
Chiuri mengungkapkan, dia mengangkat nilai dari kain tradisional Afrika yang dinamainya wax fabric. Memang, ini mirip dengan batik asal Indonesia karena batik tulis dibuat dengan menggunakan lilin.
Sementara itu, desainer Indonesia, Musa Widyatmodjo mengungkapkan bahwa ada banyak teknik pembuatan kain yang memiliki teknik seperti batik tulis Indonesia.
“Batik Afrika. Saat Dior membawa itu, orang menyebut bahwa itu batik Indonesia, padahal bukan,” kata Musa dikutip dari Antara.
“Wax printing di Afrika, prosesnya sama dengan batik, dan ada di mana-mana, bukan cuma Indonesia. Mereka bisa ciptakan motif yang aneh dan unik, lalu menjadi trademark dan identitas mereka,” tambahnya.
“Dari (koleksi Dior dan LV), orang di dunia akan penasaran, itu motif berasal dari mana, negara apa, dan lainnya,” katanya. (wsa)