24 April 2025 - 05:44 5:44
Search

BP2MI Kembali Berangkatkan 83 PMI ke Korea Selatan untuk Ditempatkan di Dua Sektor Ini

BP2MI Kembali Berangkatkan 83 PMI ke Korea Selatan untuk Ditempatkan di Dua Sektor Ini

IPOL.ID – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melakukan pelepasan terhadap puluhan Pekerja Migran Indonesia melalui Program G-To-G ke Korea Selatan Tahun 2023.

Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Seriulina Tarigan menyampaikan, pada kegiatan hari ini Senin (17/7) BP2MI melakukan pelepasan PMI ke Korea Selatan. Jumlah yang diberangkatkan ada 83 orang, terdiri dari 53 orang di sektor manufaktur tapi reantree semua.

Kemudian 30 orang untuk sektor fisik, perikanan, dan 10 reantree, 20 di antaranya reguler. Di Korea Selatan nantinya, mereka akan menjalankan orientasi selama 3 hari.

“Pelepasan ini yang ke 27 dan gelombang ke 50 di Tahun 2023 ya. Keberangkatan mereka pun aman, langsung ditangani HRD, karena keselamatan PMI nomor satu,” kata Seriulina mewakili Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam acara Pelepasan Pekerja Migran Indonesia Program G-TO-G Korsel 2023 di Aula KH. Abdurahman Wahid kantor BP2MI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (17/7).

Dia katakan, dari seluruh jumlah PMI yang ada yang ditempatkan di bagian manufakturing dan sektor fisik, perikanan. Pada malam ini mereka akan diberangkan melalui Bandara Soekarno Hatta dengan kontrak kerja pemerintah selama tiga tahun lamanya untuk sekali visa hanya dapat dipergunakan untuk masuk ke negara Korea Selatan.

Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Seriulina Tarigan mewakili Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam acara Pelepasan Pekerja Migran Indonesia Program G-TO-G Korsel 2023 di Aula KH. Abdurahman Wahid kantor BP2MI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (17/7). Foto: Joesvicar Iqbal/ipol.id
Direktur Penempatan Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Seriulina Tarigan mewakili Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam acara Pelepasan Pekerja Migran Indonesia Program G-TO-G Korsel 2023 di Aula KH. Abdurahman Wahid kantor BP2MI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (17/7). Foto: Joesvicar Iqbal/ipol.id

“Jadi ini single trip, kalau ada PMI keluar meninggalkan Korea Selatan jika kembali maka (visa) sudah tidak bisa digunakan atau tidak berlaku kembali masuk ke Korea Selatan, itu ketentuannya,” tegas Seriulina.

Dia berharap, mereka yang berangkat ke Korea Selatan (Korsel) menjadi kebanggaan dan harus dijaga sampai 3 tahun kontrak selesai. Pihaknya berharap mereka dapat bekerja dengan baik.

“Karena tidak semua mendapatkan kesempatan itu. Dan di sana PMI harus menjaga nama baik bangsa dan negara, itu pesan kami. Jangan pernah melanggar peraturan di Korea Selatan,” pesan Seriulina.

Sejauh ini BP2MI telah memberikan pelayanan kepada PMI dan keluarga. Lounge PMI juga sudah tersedia di delapan bandara, di antaranya di Bandara Soekarno Hatta, Juanda, Surabaya, Semarang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung dan Yogyakarta.

“Tagline kita Pergi Migran Pulang Juragan, sehingga ada kebanggan sebagai PMI untuk dapat menjalankan tugas dan kewajiban di tempat negara yang ditempati sampai habis masa kontrak sehingga pulang dapat membawa hasil bagi keluarga dan membawa perubahan sosial khususnya dalam ekonomi lebih mencukupi,” tukasnya.

Selain itu, para PMI setelah sampai di perusahaan masing-masing yang telah ditunjuk pemerintah, sambung Seriulina, sebelum mulai bekerja akan ada masa orientasi perkenalan pada bidang yang akan dikerjakan selama tiga hari itu tadi.

“Karena pengalaman kita ada beberapa pelanggaran di Korsel oleh para PMI berkendara tidak menggunakan surat-surat, tak ada sim, dan ada juga yang kabur sebelum masa kontrak habis sehingga melalui KBRI kita di Seoul Korsel masig mencari informasi selanjutnya bagi PMI yang kabur,” ungkapnya.

Tak hanya itu, musibah bencana alam berupa banjir yang tengah melanda Korsel, Seriulina memastikan bahwa PMI bekerja di tempat perusahaan jauh dari terkena bencana alam tersebut.

Selanjutnya, sambung dia, untuk loby-loby sektor lainnya sebenarnya BP2MI sudah bersurat di 2022 lalu, Kepala BP2MI sendiri Pak Benny yang tangatangan supaya dibuka untuk sektor pertanian, tetapi sampai saat ini belum ada jawabannya.

Bahkan awal tahun dalam pertemuan workshop seluruh sending countries itu juga sudah disampaikan tapi biasanya mereka membawa rapat kembali ke pihak internal perusahaan yang ada di Korsel, sehingga BP2MI masih menunggu hal itu.

“Jadi kendalanya tidak ada, karena itu otoritas mereka, kita diberikan kuota atau tidak untuk sektor itu maka kita menunggu posisinya, karena kewenangan yang memberikan kuota di sektor lainnya kan dari sana. Sementara sebenarnya source kita cukup banyak dari pertanian, sekolah-sekolah kita pun banyak dari pertanian,” terangnya.

Sehingga dalam penempatan pekerja migran sampai dengan 13 Juli 2023 telah mencapai sebanyak 14.481 orang. Dengan keselurahan dan paling banyak skema program G TO G dikirim/yang tengah bekerja sama ke tiga negara Korea Selatan, Jepang, dan German.

“Untuk di Korsel sendiri kita telah mengirim sebanyak 6.968 orang, jadi kontribusi terbesarnya adalah dari skema G To G itu. Menyusul Jepang dan Jerman, mudah-mudahan kedepan bertambah lagi skema G To itu,” kata dia.

Sementara, untuk PMI yang akan ke Jepang nantinya di negeri Sakura itu hanya ada sektor kesehatan, untuk job nurse dan ker worker. Saat ini, persiapannya ada pada Epa 17 artinya sudah Bats 17. Hingga saat ini telah selesai untuk tes perawatan.

“Berikutnya Agustus 2023 nanti untuk ke Jepang akan ada interview dengan Jekwells untuk sekitar 450 nurse dan ker worker di interview dan 25 nurse, baik untuk laki-laki dan perempuan. Tapi sejauh ini peminatnya banyak dari perempuan,” pungkas Seriulina. (Joesvicar Iqbal)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait