WartaPenaNews, Jakarta – Komisi XI DPR saat ini menggodok 32 nama calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI periode 2019-2024. Sekitar 32 nama itu berlatar belakang dari akademisi, politikus, sampai birokrat.
Tingkatan di Komisi XI DPR saat ini terima masukan dari sejumlah faksi seperti akademisi dan bagian orang sipil. Pengamat dari bagian orang sipil yang diminta keterangan ialah Ketua Asosiasi Muslim Profesional (Ampro) Indonesia, Syarief Sayid Shebubakar menyampaikan pandangannya utamanya anggota BPK dari faktor profesional dan pengalaman sebagai auditor.
“Figur calon anggota BPK itu mesti seorang profesional yang memiliki latar pengalaman di bidang auditor atau kontrol keuangan negara,†papar Syarief dalam keterangannya belum lama ini.
Buat ia, penting karena anggota BPK musti profesional dan mesti mengerti sistem pengawasan keuangan negara biar efisien dan efektif. Dia lantas tak sungkan menyebutkan nama salah seorang peserta dari 32 calon anggota BPK, Ruslan Abdul Gani.
Ia menambahkan, sosok Ruslan sebagai auditor pengalaman dari golongan internal BPK RI. Diluar itu, Ruslan menekuni karir lebih dari 20 tahun sebagai auditor.
“Dari kapasitasnya sebagai profesional bidang kontrol keuangan ini jadi latar belakang yang serasi untuk seorang anggota BPK,†jelasnya.
Lalu, dia menyebutkan kelebihan Ruslan pun cuma satu calon dari bagian internal BPK yang miliki latar belakang pendidikan akuntan murni. Dengan keahlian dan pengalamannya, Ruslan dinilai miliki penyisihan kompetensi yang diperlukan sebagai pemimpin BPK.
Hal sama disampaikan Ketua Umum DPP Perkumpulan Gerakan Berkebangsaan (PGK) yang pun mantan anggota DPR RI, Bursah Zarnubi yang dilakukan konfirmasi terpisah. Menurut dia, pribadi seperti Ruslan merupakan sosok baik sebagai anggota BPK.
“Dia seorang pekerja keras, dan memiliki kemampuan sebagai auditor berpengalaman hingga penuhi syarat-syarat yang diharapkan Komisi XI DPR RI,†papar Bursah.
Bursah memperingatkan calon pemimpin BPK musti miliki kredibilitas sebagai pemeriksa keuangan. Lantaran, jadi keniscayaan mengingat pekerjaan berat BPK RI. (mus)
