8 May 2024 - 10:04 10:04

Bupati Irwan Nasir Harapkan Sagu Jadi Komoditas Nasional

Bupati Irwan Nasir Harapkan Sagu Jadi Komoditas Nasional

WartaPenaNews, Jakarta – Bupati Kepulauan Meranti Drs Irwan Nasir MSi memang layak mendapat predikat Presiden Sagu. Dalam berbagai kesempatan Irwan tak sungkan-sungkan mendesak agar sagu mejadi alternatif dan solusi ketahanan pangan nasional.

Siapa yang tidak kenal Irwan Nasir, khususnya di Provinsi Riau. Sepakterjangnya sebagai bupati yang sudah masuk dua periode sekaligus Ketua DPW PAN Provinsi Riau sering menjadi sorotan media. Pemilik prinsip hidup mengalir seperti air ini, ingin selalu bisa berkontribusi untuk sekitarnya. Dan disisa hidupnya ia dedikasikan untuk dapat berperan baik dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya.

Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia (Fokus-Kapassindo) ini terus saja memperjuangkan sagu agar menjadi komoditas penting (pokok) nasional. Dengan begitu, sagu yang dihasilkan Kepulauan Meranti bisa dibeli dan dipasarkan oleh Perum Bulog, layaknya pemasaran beras.

Dalam diskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional yang dipandu Koki Otonomi Profesor Djohermansyah Djohan (Prof Djo), di kantor Institut Otonomi Daerah (i-Otda), Jakarta, kemarin, bupati dua periode ini kembali minta pemerintah pusat melalui Perum Bulog turun tangan memasukkan Sagu dalam managemen Logistik Nasional.

Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir memaparkan tentang keberhasilannya kepada tujuh pemimpin redaksi media nasional. Foto: istimewa

Dia mengingatkan, ketersediaan pangan global semakin mengkhawatirkan akibat belum meredanya Pandemi Covid-19. Sejumlah negara pengeksport beras terpaksa menghentikan eksport berasnya. Sebut saja negara Thailand, negara yang dijuluki negeri Gajah Putih ini sudah tiga bulan menghentikan eksport berasnya ke negara-negara Asean.

“Malang bagi negara kita, yang masih tergolong negara pengimport beras. Meski stock beras nasional aman hingga tahun 2021, diperkirakan ketersediaan beras kita akan semakin menipis akibat tertutupnya kran import beras. Yang paling mengkwatirkan, jumlah luas lahan sawah setiap tahun terus berkurang akibat pengembangan wilayah pemukiman dan pembangunan kawasan industry,” kata Irwan Nasir.

Itulah sebabnya, ujar Irwan Nasir, yang diharapkan saat ini adalah bagaimana membuat paradima baru dipemerintah yakni bahwa mengelola indonesia itu bukan hanya di Jakarta. Perlu disadari bahwa lalulintas selat Malaka merupakan posisi potensial yang harus segera dilakukan terobosan dan dioptimalkan.

“Harus ada pemanfaatan lahan dan tanah meranti oleh pemerintah pusat, kerena yang kamibbutuhkan adalah dukungan kuat kebijakan pusat bukan hanya dilakukan sendiri oleh kami bupati atau Gubernur,” imbuh Irwan.

Pantang Mundur Perjuangkan Sagu

Sejak dahulu Kepalauan Meranti memang dikenal sebagai penghasil produksi Sagu Nasional. Karena itulah  Irwan Nasir berharap sagu dari Kepalauan Meranti dapat dibeli Perum Bulog, agar dapat dipasarkan dan dieksport ke manca negara, sebagaimana  layaknya beras.

Bulan lalu, Irwan pun telah menyambangi  Perum Bulog di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Irwan  meminta kepada pihak Perum Bulog untuk menjadikan Sagu sebagai salah satu alternatif komoditi pangan Nasional.

Irwan lantas menjelaskan Kabupaten yang telah dipimpinnya hampir sepuluh tahun itu, merupakan daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia.

“Perkebunan sagu Meranti telah menjadi sumber penghasilan utama hampir 20% masyarakat Meranti dengan luas Iahan 39.644 ha. Jumlah pabrik Sagu ada sebanyak 95 unit dengan hasil produksi tepung sagu mencapai 241.277 Ton/Tahun,”katanya.

Irwan mengatakan, sebagian hasil produksi Sagu Meranti dijual ke Cirebon, Pekanbaru, Medan dan Malaysia. Selain dari kebun sagu masyarakat, terdapat juga kebun Sagu milik PT Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 21.000 ha yang diberi izin dan telah diolah seluas 14.000 ha.

Hebatnya lagi, hasil produksi sagu dari Kepulauan Meranti ternyata telah diekspor ke berbagai Negara di antaranya Jepang, Korea Selatan dan Singapura.

Namun, mewabahnya pandemi Covid 19, juga sangat berdampak terhadap pemasaran hasil produksi tepung sagu.  Efeknya, kondisi ekonomi petani sagu di Kepalauan Meranti juga terdampak.

Maka satu-satunya jalan adalah,  Irwan berharap kepada Perum Bulog RI agar dapat menampung dan membeli hasil produksi tepung sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Pemerintah Pusat melalui Perum Bulog harus turun tangan memasukkan Sagu dalam managemen Logistik Nasional. Caranya dengan menampung dan membeli hasil produksi Sagu masyarakat layaknya Bulog membeli beras sehingga memberikan jaminan kepada masyarakat pengolah Sagu di sektor pemasaran,” paparnya dalam diskusi tersebut.

Sejauh ini Pemda Meranti menurut Irwan telah membangun Pabrik berskala kecil yang dapat mengolah Sagu menjadi beras Sagu dengan kapasitas 700 Kg/Hari dan mampu memproduksi 20 Ton Sagu basah/hari yang dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti Mie dan lainnya.

Dihadapan para awak media nasional yang hadir, dikantor redaksi media otonominews Irwan mengatakan sangat yakin bahwa sagu akan menjadi alternative pilihan pangan yang tepat untuk  menjadikan Indonesia mencapai kedaulatan pangan.(olf)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
8 May 2024 - 09:36
Kepergok Mencuri, Maling Motor Ini Dihakimi Warga

WARTAPENANEWS.COM – Seorang pria berinisial MS (43) jadi bulan-bulanan warga karena diduga hendak mencuri motor di Jalan Baru Tumbuh, Kelurahan Tugu Selatan, Jakarta Utara, pada Senin (6/5) malam. "Telah diamankan

01
|
8 May 2024 - 09:11
Jabodetabek Hari Ini Diprediksi Berawan, Suhunya Capai 34 Derajat Celsius

WARTAPENANEWS.COM –  BMKG mengeluarkan prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek pada Rabu (8/5). Sebagian besar wilayah akan diprediksi berawan, tapi suhunya mencapai 34 derajat celsius. Di Jakarta, pagi ini cuaca diprediksi

02
|
8 May 2024 - 08:49
Saat Ditanya Status Tersangka, Dirut Taspen Kosasih Pilih Bungkam

WARTAPENANEWS.COM – Antonius N. S. Kosasih, Direktur Utama PT Taspen, selesai menjalani pemeriksaan KPK setelah 9 jam. Ia diperiksa dari pukul 11.00 hingga 20.40 WIB. Ketik keluar dari Gedung Merah

03