WartaPenaNews, Solo – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merancang sebuah alat bantu dengar untuk penyandang tunarungu. Hebatnya, alat ini selain didesain sebagai alat bantu dengar, alat ini sekaligus dapat difungsikan sebagai alat bantu belajar bicara.
Keempat mahasiswa hebat itu adalah Andayani Yuwana Sari asal Sekolah Vokasi (SV) UNS, Henry Probo Santoso dari Fakultas Teknik (FT) UNS, Rizqi Misbkahus Suroya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, dan Ahmad Baktiar Kris Aziz asal Sekolah (SV) UNS.
Mereka sengaja membuat alat hebat ini untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Ramah Difabel.
“Ide awal berangkat dari masih banyaknya teman tunarungu yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan kurang efektifnya alat bantu dengar yang digunakan teman tuli, menjadikan kami menciptakan alat tersebut,†ujar Andayani Yuwana Sari, di Solo, Kamis (10/9).
Di bawah bimbingan dosen Feri Adriyanto dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro FT UNS, alat yang mereka rancang berhasil meraih dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020 senilai Rp 4,5 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Alat bantu dengar bagi teman tuli sebenarnya sudah banyak. Namun, tidak semua teman tunarungu menyukainya. Alasannya karena saat digunakan alat bantu dengar tersebut menimbulkan distorsi, membuat telinga sakit, telinga terasa berdengung, serta bising ketika mendengar banyak suara,” imbuhnya.
Bentuk alat tersebut berupa headband yang tersusun dari deretan modul getar. Alat itu kemudian disambungkan ke Google Assistant pada Android smartphone.
“Dengan demikian, setiap suara yang diterima oleh Google Assistant akan dikirimkan ke alat dan diubah menjadi pola getaran. Melalui pola getaran, teman tuna rungu akan mendapat pengalaman dalam mengenali suara sehingga mereka bisa belajar mendengar dan bicara berdasar pola getaran yang terbentuk. Manfaat dari alat ini dapat memudahkan teman tuli dalam berkomunikasi,” bebernya. (wsa)