wartapenanews.com – Gempa bumi berkekuatan 5,2 Magnitudo–yang sebelumnya diumumkan berkekuatan 5,4 M–mengguncang Jayapura, Papua, Kamis (9/2), sekitar pukul 13.29 WIB atau 15.28 WIT. Menurut BMKG, gempa tersebut termasuk kategori gempa dangkal karena pusat gempanya berada di kedalaman 10 km.
Akibat gempa ini dilaporkan ada empat orang yang meninggal dunia. Keempat korban ditemukan di puing bangunan di kawasan Kota Jayapura.
“Kafe ada yang roboh dan di situ ada empat meninggal. (Para korban) Ada di kafe, guncangan lalu roboh. Roboh lalu (para korban) tertindih. Langsung jatuhnya ke laut bangunannya. Bangunannya ada di pinggir laut,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura Asep Khalid.
Akibat gempa ini, beberapa bangunan seperti rumah, fasilitas umum dan fasilitas kesehatan mengalami kerusakan. Beberapa pasien RSUD Kota Jayapura turut diungsikan ke halaman gedung untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Keluar-keluar betul. Semuanya (pasien) di luar,” jelas Asep.
Saat ini, Tim BPBD Kota Jayapura bersama instansi terkait masih mendata kerusakan dan korban jiwa yang ditimbulkan akibat bencana alam ini. Tim gabungan juga telah mendirikan tenda posko dan tenda darurat untuk evakuasi sementara.
Kepala BMKG, Dwikorita, menjelaskan dari hasil analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser. Sehingga bisa dirasakan di sejumlah wilayah, bahkan hingga berintensitas V MMI di Jayapura.
Gempa ini juga dilaporkan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan di Jayapura. Namun demikian, lanjut Dwikorita, dari hasil pemodelan numeris, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Dwikorita mengatakan, berdasarkan pengamatan BMKG, sejak awal Januari hingga 9 Februari 2023 pukul 14.25 WIB, Kota Jayapura diguncang ribuan kali gempa. Jumlahnya mencapai 1.079 kali gempa.
“Jadi ini bukan satu-satunya gempa yang terjadi. Tapi sejak 2 Januari hingga hari ini, di Kota Jayapura dan sekitarnya telah terjadi 1.079 kali kejadian gempa dan 132 kali di antaranya dirasakan oleh masyarakat,” kata Dwikorita. (mus)
