WartaPenaNews, Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali menggelar Ngaji Budaya. Kesempatan ini, acara dikemas dengan pagelaran wayang dengan menyuguhkan lakon Wisanggeni Tuntut.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, bersyukur faksinya masih tetap menggelar Ngaji Budaya. Ia mengatakan, PKS pingin menyambung etika yang dilakukan para wali dengan ngaji sekaligus juga menyertakan faktor kebudayaan yang bikin cerah.
“Ini membuktikan Islam agama yang bawa kerahmatan. PKS sebagai partai Islam turut bawa kerahmatan. Ini membuktikan PKS sisi tak dipisahkan dari Indonesia,” kata Hidayat seperti disampaikan dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (27/10/2019).
Ia juga menjelaskan lakon yang dibawakan dalam Ngaji Budaya PKS yakni Wisanggeni Tuntut. Topik ini mengatur keadaan perpolitikan nasional.
Menurut dia, PKS akan berusaha prinsip mengontrol marwah demokrasi dengan mainkan andil memperhatikan pemerintahan. Sikap oposisi diambil sebagai efek kekalahan di Pemilu 2019. Dengan mengontrol sikap karena itu dapat mengakibatkan keselarasan demokrasi.
“Demokrasi yang baik mendatangkan peluang cek and balances. Ada faksi yang menang silakan pimpin, yang belum menang silakan memperhatikan. Kami di PKS dikasihkan keleluasaan pada urutan ini untuk tetap mengontrol marwah dan jati diri demokrasi,” papar wakil ketua MPR itu.
Setelah itu, dia mengatakan kegunaan partai politik untuk memperhatikan kapasitas pemerintahan. Diluar itu, partai politik menurut dia, dapat menunjang mengelola budaya di penduduk. Karenanya, politik jangan selalu berebutan jabatan.
“Politik bukan berebutan jabatan. Tidak dari pemilihan kepala daerah ke pemilihan kepala daerah, dari pemilihan presiden ke pilres tetapi gerak selama waktu untuk tingkatkan kwalitas kemanusiaan melalui budaya,” papar Hidayat.
Partai Enjoy
Sekretaris Jenderal DPP PKS Mustafa Kamal menambahkan, dengan menggelar Ngaji Budaya memperlihatkan faksinya tengah nikmati situasi kebudayaan bersama penduduk. Dia juga mengatakan di dunia perpolitikan nasional saat ini ada wajah yang bercahaya dan ada wajah yang banyak pikiran.
“Ditengah-tengah beberapa orang tengah banyak pikiran kita dapat wayangan. PKS yakni partai yang paling enjoy saat ini. Disana pun sedang ada lakonnya. Nah, bila di sini lakonnya Wisanggeni Tuntut,” kata Musfata.
Mustafa mengatakan, lakon Wisanggeni Tuntut berniat diperlukan pun sebagai bentuk peringatan Sumpah Pemuda. Urutan PKS yang lahir di masa reformasi memandang saat ini sesuai dengan lakon Wisanggeni Tuntut.
“Kita terus gelorakan semangat pemuda Indonesia untuk memunculkan negeri ini. PKS walau di luar pemerintahan insya Allah paling depan membuat negeri ini,” paparnya. (mus)