20 April 2025 - 11:01 11:01
Search

Demo di Israel, 500 Ribu Orang Minta Netanyahu Bawa Pulang 101 Sandera dalam Kondisi Hidup

WARTAPENANEWS.COM – 500 Ribu orang berdemonstrasi di Yerusalem, Tel Aviv, dan kota-kota lain di Israel. Mereka menuntut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berbuat lebih banyak untuk membawa pulang 101 sandera yang tersisa dalam kondisi hidup.

Para demonstran merasa frustasi karena Netanyahu dianggap gagal mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan tawanan Israel. Israel memperkirakan sekitar sepertiga dari mereka tewas

Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan Tel Aviv dan tempat lainnya menuntut kesepakatan pertukaran tawanan karena kemarahan meningkat setelah tewasnya enam tawanan lagi di Gaza.

Militer Israel mengumumkan penemuan jenazah dari sebuah terowongan di kota Rafah di Gaza selatan, saat kampanye vaksinasi polio dimulai di wilayah Palestina yang hancur akibat perang dan kekerasan berkobar di Tepi Barat yang diduduki.

Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan, jenazah sandera yag meninggal yakni Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Ori Danino telah dikembalikan ke Israel.

Pemeriksaan forensik menetapkan bahwa mereka dibunuh oleh teroris Hamas dengan sejumlah tembakan dari jarak dekat 48 hingga 72 jam sebelumnya.

Netanyahu dikabarkan meradang dan marah besar saat mengetahui enam sandera Israel yang ditawan Hamas di Gaza ditemukan tewas. Dia menegaskan Israel tidak akan beristirahat sampai mereka menangkap mereka yang bertanggung jawab.

Dalam sebuah pernyataan, ia juga mengatakan bahwa pemerintahnya berkomitmen untuk mencapai kesepakatan guna membebaskan mereka yang masih ditawan dan melindungi keamanan negara.

“Siapa pun yang membunuh sandera, tidak menginginkan kesepakatan,” katanya. Dia menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk mengakhiri perang selama hampir 11 bulan dengan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang tersisa,

Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang sering berselisih dengan Netanyahu, juga menyerukan kesepakatan gencatan senjata. Adapun pemimpin oposisi sekaligus mantan PM Yair Lapid mendesak masyarakat untuk bergabung dalam demonstrasi di Tel Aviv.

Dalam upaya terakhir untuk menghentikan demonstrasi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota garis keras kabinet keamanan Israel, meminta jaksa agung untuk melarang pemogokan.

Sementara itu, pejabat senior Hamas mengatakan bahwa Israel, dalam penolakannya untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata, harus disalahkan atas kematian tersebut.

Berbicara kepada televisi Al-Jazeera, kepala negosiator Hamas Khalil Al-Hayya, yang berkantor pusat di Qatar, pada Minggu (1/9/2024) menegaskan kembali bahwa kelompok tersebut tidak akan menandatangani perjanjian kecuali Israel sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza, termasuk koridor Philadelphia dan Netzarim, isu-isu yang telah menjadi titik kritis dalam pembicaraan tersebut. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait