Jakarta, WartaPenaNews.com – Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Anton Tabah Digdoyo menilai peryataan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang akan menindak pihak yang berusaha menggagalkan pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI kurang tepat.
Dia mengatakan, tugas tentara menjaga kedaulatan negara, yaitu perang dengan musuh dari luar negara. “Jadi itu tak perlu diucapkan (Panglima) oleh ranah militer,” kata Anton ketika dimintai komentarnya oleh wartawan, Selasa (30/9/2019).
Sebelumnya beredar video Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang menyatakan bahwa TNI akan bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang berusaha menggagalkan agenda pelantikan presiden. Ucapan ini terkait dengan maraknya aksi massa mahasiswa dan pelajar terhadap Presiden dan DPR RI di sejumlah kota.
Maraknya aksi demo yang menuntut dicabutnya RUU KUHP, RUU PKS, RUU Minerba, dan UU KPK, mantan jenderal Polisi ini mengatakan bahwa hal itu masih ranah tanggungjawab Pemerintah Pusat, Pemda, BIN, dan Polri.
Anton yang juga pembina KAHMI menegaskan di dalam konvensi universal sekecil apapun pelibatan militer ke ranah sipil harus dengan keputusan politik.
Anton juga menyesalkan terjadinya kerusuhan di Wamena Papua yang menimbulkan korban nyawa, khususnya para perantau.
Dia mengatakan, seharusnya negara menjamin keamanan dan keselamatan para perantau yang datang ke Papua atau ke mana pun di wilayah NKRI. Tapi faktanya ratusan perantau tewas dan terluka akibat pecahnya kerusuhan di Wamena. (rob)
