wartapenanews.com – Richard Eliezer dihadirkan sebagai saksi dalam lanjutan sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Dia bersaksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Pada saat persidangan dibuka, majelis hakim sempat menyatakan mendapatkan permohonan tertulis dari LPSK soal kesaksian Eliezer ini. Isinya, soal memberikan keterangan sebagai saksi secara online.
Hakim pun kemudian menanyakan hal tersebut kepada Eliezer. Apakah mau bersaksi secara online atau offline. Eliezer yang saat ini mengajukan jadi justice collaborator kasus pembunuhan Yosua ini menyatakan siap untuk sidang secara offline.
Richard Eliezer meyakini Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir Yosua. Menurut dia, senjata yang Sambo gunakan yakni jenis Glock.
Eliezer menyebut Sambo menembak usai dirinya menembak 3-4 kali ke Yosua. Saat Yosua tengah mengerang kesakitan dan terjatuh, saat itulah Sambo menembakkan peluru pamungkas ke kepala sang brigadir. Yosua pun tewas.
“Pada saat almarhum sudah jatuh Pak Ferdy Sambo langsung maju,” kata Eliezer saat bersaksi di PN Jakarta Selatan dalam lanjutan sidang pembunuhan Yosua.
“Masih hidup almarhum?” tanya hakim.
“Pas jatuh ada suaranya,” jelas Eliezer yang bersaksi untuk terdakwa Sambo dan Putri Candrawathi.
“Bagaimana suaranya?” tanya hakim.
“Pas abis tembakan terakhir itu kaya aaagghh,” sebut Eliezer.
Dia menyebut masih terdengar erangan dari arah Yosua usai terjatuh. Setelahnya Sambo maju dengan memegang senjata, mengokangnya, lalu menembak Yosua.
“Berapa kali?” tanya hakim.
“Saya tidak bisa pastikan,” jawab Eliezer.
“Lebih dari sekali?” tanya hakim.
“Saya tidak bisa (pastikan) juga,” jawab Eliezer lagi.
“Tapi Saudara dengar tembakan Ferdy Sambo ke tubuh korban?” tanya hakim.
“Betul,” jawab Eliezer. (mus)
