29 April 2024 - 04:58 4:58

Dubes Myanmar untuk PBB Bersumpah Melawan Junta Militer

WartaPenaNews, Jakarta – Utusan Myanmar untuk PBB di New York berjanji akan melawan setelah junta, yang memecatnya karena ia mendesak negara-negara menggunakan “segala cara” untuk menindak kudeta 1 Februari terhadap pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi.

“Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa,” kata Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun kepada Reuters, Sabtu (27/2).

Televisi pemerintah Myanmar pada Sabtu mengumumkan bahwa Kyaw Moe Tun telah dipecat karena mengkhianati negara.

PBB tidak secara resmi mengakui junta sebagai pemerintah baru Myanmar karena belum menerima pemberitahuan resmi tentang perubahan apa pun.

Dengan demikian, Kyaw Moe Tun tetap menjadi duta besar Myanmar untuk saat ini.

“Kami belum menerima pernyataan apa pun mengenai perubahan perwakilan Myanmar di PBB di New York,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, pada Jumat (26/2) memperingatkan 193 anggota Majelis Umum PBB agar tidak mengakui atau melegitimasi junta Myanmar.

Jika junta Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, mencoba untuk mendapatkan pengakuan internasional dengan mengirim utusan baru untuk PBB, junta akan memicu pertarungan di badan dunia itu –yang dapat berujung dengan pemungutan suara di Majelis Umum PBB.

PBB sebelumnya harus menangani klaim berbeda soal perwakilan di badan dunia itu.

Pada September 2011, Majelis Umum PBB menyetujui permintaan Libya untuk mengakreditasi utusan pemerintah sementara negara itu.

Langkah itu diambil PBB setelah Amerika Serikat, Rusia, China, dan negara-negara Eropa mengakui otoritas baru Libya.

Kyaw Moe Tun mengatakan kepada PBB pada Jumat bahwa dia berbicara atas nama pemerintah Suu Kyi dan meminta bantuan untuk membatalkan “kudeta militer ilegal dan inkonstitusional.”

Para anggota parlemen terpilih yang digulingkan dalam kudeta telah membentuk sebuah komite dan Kyaw Moe Tun mengatakan komite tersebut adalah “pemerintah Myanmar yang sah dan dipilih dengan semestinya dan harus diakui oleh komunitas internasional.”

Guterres telah berjanji untuk memobilisasi tekanan internasional “untuk memastikan kudeta ini gagal.”

Dewan Keamanan telah menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat tersebut, tetapi tidak mengutuk kudeta tersebut karena ditentang oleh Rusia dan China. (wsa)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
27 April 2024 - 13:12
Lokasi Bunuh Diri Brigadir Ridhal di Mampang Didatangi Keluarga

WARTAPENANEWS.COM – Keluarga Brigadir Ridhal, anggota Polresta Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, mendatangi lokasi kejadian peristiwa. Brigadir Ridhal diduga

01
|
27 April 2024 - 12:36
Bule Australia yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Dibekuk

WARTAPENANEWS.COM – Maika James Folauhola (24), warga negara (WN) Australia, ditangkap terkait kasus penganiayaan terhadap sopir taksi bernama Putu Arsana. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Area Central Parkir Kuta, Kuta,

02
|
27 April 2024 - 12:10
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Peralihan Musim

WARTAPENANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang masih bisa mengintai di periode peralihan musim hujan ke kemarau. BMKG memonitor masih terjadinya hujan

03