WartaPenaNews, Jakarta – Tak terasa, beberapa bulan lagi memasuki Bulan Puasa Ramadan. Biasanya, permintaan bahan pokok seperti gula, mengalami lonjakan. Hal inilah yang bikin industri makanan dan minuman (mamin) khawatir.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman mengaku khawatir dengan minimnya persediaan gula secara nasional menjelang Bulan Puasa. “Industri makanan dan minuman mendapat info dari AGRI bahwa sementara sebagian sudah stop supply,” kata Adhi saat dihubungi Jumat (31/1/2020).
Apabila tidak ada suplai gula, Adhi was-was industri Mamin akan terdampak untuk berhenti produksi. Sebab, sisa stok gula biasa yang ada hanya dapat mencukupi hingga dua minggu ke depan. “Padahal, sekarang persiapan menjelang Ramadan. Dikhawatirkan (akan) pengaruh kepada ketersediaan,” kata dia.
Seharusnya, kata Adhi, Kementerian Perdagangan segera mengeluarkan izin impor gula, menyusul rekomendasi dari Kementerian Perindustrian terkait hal itu. “Saya lupa tepatnya (kapan rekomendasi kemenperin keluar). Harusnya akhir tahun lalu (izin impor keluar). Karena rekomendasi kemenperin sudah keluar lama, sebaiknya mendag segera mengeluarkan ijin impor,” kata Adhi.
Baca Juga: Cinta Laura Rela Pakai Baju Muslim dengan Hijab Panjang Demi Fans
Diketahui, Kemendag hingga kini belum mengeluarkan persetujuan impor gula kristal mentah (sugar raw). Padahal, Gappmi telah memberikan surat kepada Kemendag pada tengah bulan Januari.
Dalam surat yang berasal dari Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) dan ditembuskan kepada Gapmmi itu, disebutkan pada April 2020 akan terjadi peningkatan kebutuhan Gula Kristal Rafinasi (GKR) sebagai stok bahan baku industri makanan dan minuman.
Sedangkan stok sugar raw juga disebut telah menipis dan sebagian telah habis. Oleh karenanya Gapmmi mengharapkan agar Kemendag mau menerbitkan izin impor gula. Sebab bila stok AGRI terhenti, maka akan berdampak langsung pada industri makanan dan minuman. (mus)