WartaPenaNews, Jakarta – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah meninggal dunia.
Kabar tersebut disampaikan anaknya Irfan Wahid atau yang dikenal dengan Ipang Wahid.
“Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’un.. telah berpulang ke Rahmatullah Gus Solah, pada pukul 20:59 Di RS. Harapan kita, Mohon segala khilafnya dimaafkan. Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu. Semoga alm. husnul khotimah, ” kata Ipang Wahid dalam twitternya, Minggu (2/2).
Diketahui, Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, Jawa Timur, 11 September 1942 merupakan seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Gus Solah putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dan Sholehah, dan sekaligus adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ayahnya merupakan putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU). K.H. Hasyim Asy’ari.
Baca Juga: Lembaga Pemeringkat Jepang Naikkan Peringkat Utang RI
Salahuddin Wahid lulus dari SMAN 1 Jakarta, kemudian melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Arsitektur dan ia telah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan kepemimpinan.
Sejak remaja, Gus Solah sangat aktif sekali dalam berorganisasi seperti menjadi Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta, Anggota pengurus Senat Mahasiswa Arsitektur ITB, Bendahara Dewan Mahasiswa ITB, Komisariat PMII ITB, Wakil Ketua PMII Cabang Bandung, Dewan Pengurus Pendaki Gunung Wanadri.
Setelah lulus kuliah, ia juga aktif di berbagai organisasi. Mulai dari organisasi profesi, organisasi masyarakat, organisasi bantuan hukum, hingga partai politik.
Namanya makin mencuat seiring dengan kakaknya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang penuh kontroversial. Ia selalu bersebarangan dengan sikap Gus Dur. Pada awal Era Reformasi, 1998, ia memilih bergabung dengan Partai Kebangkitan Umat (PKU) ketimbang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan Gus Dur.
Sejak itu, ia malang melintang dengan persoalan-persoalan nasional. Ia terlibat aktif sebagai pengurus PB NU. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, ia dicalonkan menjadi Wakil Presiden mendampingi calon Wakil Presiden Wiranto. Sayang, pasangan ini kalah suara dengan calon lainnya.
Kekalahan di Pilpres 2004 tak membuat Gus Solah berdiam diri. Ia tetap aktif dengan kegiatan sosial keagamaan lainnya. Pada 2006, ia diminta keluarga besar Bani Hasyim untuk mengasuh pesantren Tebuireng yang pernah diasuh oleh bapak dan kakeknya. Ia pun kembali ke pesantren. (cim)