WARTAPENANEWS.COM – Dalam dua bulan terakhir kenaikan harga daging ayam membuat para pedagang di Pasar Cibubur, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur kelimpungan sehingga harus tombok, Selasa (11/7).
Setidaknya harga ayam per ekor untuk ukuran paling kecil dengan berat kurang dari 1 kilogram yang biasanya dibanderol Rp28.000 dalam dua bulan terakhir menyentuh diharga Rp37.000.
Sedangkan harga ayam per ekor dengan bobot sekitar 1 kilogram yang biasa Rp35.000 naik jadi Rp45.000. Kemudian ayam bobot 3 kilogram dari Rp75.000 menjadi Rp90.000 per ekornya.
Pedagang di Pasar Cibubur, Nurhayah mengungkapkan, akibat kenaikan harga daging ayam itu banyak pedagang daging ayam di Pasar Cibubur lebih memilih tidak berjualan untuk sementara waktu.
“Sudah ada sekitar dua minggu terakhir banyak pedagang enggak berjualan dulu. Enggak jualan ya karena sudah enggak ada modal lagi,” keluh Nurhayah di Pasar Cibubur, Selasa (11/7).
Dia mencontohkan, lapak pedagang pada los daging ayam yang berada di lantai bawah Pasar Cibubur kini sepi tak berpenghuni. Lantaran para pedagang sementara tidak berjualan.
Harga ayam dari pengepul dan tempat pemotongan yang sudah mahal membuat para pedagang daging ayam di Pasar Cibubur harus merogoh modal lebih banyak berbelanja.
“Kan kita (pedagang) juga harus setoran (ke pengepul ayam). Kalau dikasih bayarnya ntar mungkin masih bisa jualan, tapi kalau enggak ya bagaimana. Jualan juga rugi terus,” tukas Nurhayah.
Sama halnya dengan Nurhayah, pedagang daging ayam di Pasar Cibubur lainnya, Wawan juga mengeluhkan kenaikan harga ayam dalam dua bulan terakhir tanpa tahu penyebabnya.
Menurut Wawan bahwa hingga kini tercatat sekitar 10 pedagang daging ayam di los daging ayam Pasar Cibubur terpaksa tidak berjualan karena tidak memiliki modal lagi.
“Sekarang ada sekitar 10 los yang tidak berdagang. Sudah hampir tiga minggu ini mereka tidak berdagang. Kita yang jualan saja juga terus menerus tombok,” keluh Wawan.
Sehingga Wawan dan para pedagang daging ayam lain di Pasar Cibubur mengalami kerugian karena mereka memilih menjual ayam dengan harga lebih murah kepada masing-masing pelanggan.
Mereka khawatir bila menjual harga daging ayam sesuai kenaikan yang sedang terjadi maka pelanggan seperti pedagang bubur ayam, pedagang soto, dan warung makan lainnya bakal pergi.
Para pedagang daging ayam di Pasar Cibubur hanya memberlakukan harga normal kepada pembeli per orangan untuk konsumsi rumah tangga guna mendapat sedikit keuntungan.
“Saya sudah 30 tahun lebih berdagang daging ayam, baru sekarang merasakan harga semahal ini. Sekarang boro-boro jualan untung, tombok terus yang ada,” tandas Wawan. (Joesvicar Iqbal)