28 March 2024 - 20:20 20:20

Hati-hati, Vaksin Virus Corona Palsu Marak Dijual di Dark Web

WartaPenaNews, Jakarta – Pasar obat-obatan di Dark Web resmi melarang vendor menjual vaksin Virus Corona COVID-19 palsu. Larangan itu dikeluarkan karena pasar gelap atau black market tengah berusaha menangani masuknya obat-obatan palsu terkait wabah ini.

Dilansir dari situs Independent, Sabtu (4/4/2020), Dark Web bukan pasar yang mudah dikunjungi pengguna internet, sehingga memerlukan perangkat lunak atau software khusus agar bisa mengaksesnya. Mereka telah melihat lonjakan penjualan yang tidak berguna dan berbahaya, yang diklaim dapat melindungi dari COVID-19.

Riset Monopoly Market menyebutkan bahwa yang menjual obat-obatan dari ganja hingga steroid juga melakukan hal yang sama, mengatakan akan secara permanen menghapus anggota yang mencoba menjajakan obat-obatan yang tidak terbukti keabsahannya.

Mereka masih tergolong Dark Web yang baru. Di sana ada lebih dari 100 vendor aktif yang menjual dan mengirimkan obat-obatan ilegal kepada pembeli dengan imbalan berupa mata uang digital seperti Bitcoin atau Monero.

Peringatan penjual datang setelah baru-baru ini ada obat dan perawatan terkait Virus Corona yang diiklankan oleh scammer dan penjahat di Dark Web.

Menurut Administrator Monopoly Market dalam sebuah postingan di forum mengatakan hal-hal seperti ini seharusnya tidak hanya dihapus secara permanen, tapi juga harus dihindari seperti saat wabah flu Spanyol.

Baca Juga: Mulai Selasa 7 April Operasional KRL Dibatasi, Ini Jadwalnya

Tidak hanya itu, situs-situs seperti ini juga melarang barang-barang yang terkena dampak kelangkaan seperti masker wajah maupun tisu toilet. Masker wajah menjadi langka disaat seperti ini, bahkan beberapa penjual nakal membanderolnya dengan harga tinggi.

Sebelumnya, peretas atau hacker tidak pernah berhenti beraksi di tengah pandemi virus Korona atau Covid-19. Laporan bahwa mereka menggunakan istilah terkait coronavirus dan covid-19 untuk membuat situs palsu yang menjebak dan mencuri data ternyata tetap ramai ditemukan.

Pengguna internet yang haus informasi terkait wabah ini menjadi target empuk bagi hacker atau peretas. Dilaporkan bahwa kin mereka tidak hanya membuat situs palsu tapi juga membuat promo atau diskon palsu dengan kode “Coronavirus” atau “Covid-19”.

Dikutip dari The Next Web, firma keamanan siber Checkpoint menemukan bahwa peretas menggunakan kode promo “COVID-19” untuk memberikan potongan harga pada malware dan alat peretas di jaringan “dark web”. Tentunya ini sangat tidak etis di tengah wabah yang memakan banyak korban jiwa. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
28 March 2024 - 12:19
Libur Paskah 29 Maret, Dishub DKI Ganjil Genap Ditiadakan

WARTAPENANEWS.COM - Dinas Perhubungan [Dishub] DKI Jakarta meniadakan aturan ganjil genap saat libur Paskah pada Jumat, 29 Maret 2024. Hal ini disampaikan Dishub DKI melalui akun X yang dilihat  pada

01
|
28 March 2024 - 11:18
Massa Demo di Patung Kuda, Tuntut Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

WARTAPENANEWS.COM - Sekelompok massa menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024). Mereka menuntut hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi pasangan calon (paslon) capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Gibran

02
|
28 March 2024 - 10:12
Lebaran 2024, Jumlah Pemudik Pesawat Diprediksi 7,9 Juta Orang

WARTAPENANEWS.COM -  PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney memprediksi peningkatan jumlah penumpang pesawat pada Angkutan Mudik Lebaran 2024. Diperkirakan mencapai 7,9 juta orang. Angka itu akumulasi dari penumpang yang

03