WartaPenaNews, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY menduga, ada gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo. AH menuding, orang-orang ini berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.
“Ada gerakan politik yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat,” kata AHY saat konferensi pers terkait dengan kondisi Indonesia terkini, khususnya hal penting yang menyangkut masalah yang menimpa Partai Demokrat (PD).
Konferensi pers ini disampaikan AHY sesuai rapat pimpinan (Rapim) DPP Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (1/2).
AHY mengaku tidak asal menuding. Menurutnya, dia telah mendapatkan informasi dari banyak pihak tentang gerakan itu.
“Kami memandang perlu dan penting untuk memberikan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya yaitu, tentang adanya gerakan politik yang mengarah kepada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam eksistensi dan kedaulatan Partai Demokrat,†kata AHY di Taman Politik Wisma Proklamasi DPP Partai Demokrat, Jakarta.
AHY menduga ada lima pihak yang berstatus kader, eks kader, hingga pejabat pemerintah yang berniat mengambil paksa partainya.
Rinciannya, satu kader aktif Partai Demokrat, satu kader yang sudah 6 tahun tak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan sejak 9 tahun lalu akibat kasus korupsi, dan seorang mantan kader yang berhenti dari Demokrat tiga tahun lalu.
“Sedangkan (pihak yang berasal dari) non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang dimintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo,” sambung AHY.
Namun, AHY enggan merinci nama-nama pelaku yang bermanuver politik tersebut. AHY hanya mengaku mendapatkan laporan dari banyak pimpinan dan kader partai Demokrat tentang gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader Demokrat tersebut 10 hari yang lalu.
Menurutnya, manuver itu dilakukan secara sistematis karena sudah melibatkan pihak luar. Para kader itu bahkan mengakui sudah diajak, via telepon maupun pertemuan langsung, untuk melakukan manuver pergantian pucuk pimpinan Partai Demokrat tersebut.
“Para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat,” kata dia.
Cara pengambilalihan partai yang dipilih para pelaku ini, lanjutnya, adalah lewat Kongres Luar Biasa (KLB). Proses pengambilalihan posisi Ketum Partai Demokrat, kata AHY, akan dijadikan kendaraan untuk mencalonkan diri dalam Pemilu Presiden 2024.
“Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, untuk ‘memenuhi syarat’ dilaksanakannya KLB,” ungkapnya.
“Pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara, yang harus diajak dan dipengaruhi, dengan imbalan uang dalam jumlah yang besar,” sambung dia.
AHY mengatakan para pelaku manuver tersebut merasa yakin gerakan ini pasti sukses. Sebab, mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara.
“Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat,” kata AHY.
Sebelumnya, AHY mengungkap ada lingkaran dekat Jokowi yang hendak mengambil paksa Partai Demokrat. Ia kemudian menyurati Jokowi untuk mengklarifikasi hal tersebut. (wsa)