WartaPenaNews, Jakarta – Dibatalkannya agenda kegiatan pengajian Ramadan oleh Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budiyarto mendapat sorotan dari kalangan parlemen.
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, kegiatan pengajian Ramadan yang digagas sejumlah karyawan PT Pelni dalam rangka meningkatkan religiusitas di kalangan pegawai.
Herman, tidak ingin niat mulia ini terganggu hanya karena ganguan dari seorang komisaris yang tidak tahu apa-apa.
“Saya mendukung kegiatan keagamaan di Pelni untuk meningkatkan religiusitas pegawainya. Jangan karena komisaris yang tidak tahu apa-apa menjadi terganggu,†tegas Herman seperti dilansir dari RMOL, Minggu (11/4/2021).
Dia pun memberikan dukungan setelah adanya pencopotan pegawai Pelni yang berencana menggelar pengajian Ramadhan secara online.
Menurutnya, jika memang dalam program pengajian Ramadhan itu terindikasi ada radikalisme, maka sudah sepatutnya diberi sanksi yang terukur.
“Tetapi jangan karena kepentingan pribadi komisaris menjadi gaduh,†tegas politisi Demokrat itu.
Sebelumnya, Kristia Budiyarto memberi penjelasan mengenai peredaran poster kegiatan kajian Ramadhan online yang diisi beberapa tokoh agama. Kata Dede, sapaan akrabnya, dewan direksi Pelni belum memberi izin pembicara yang didatangkan pada acara itu, sehingga acara tersebut dibatalkan.
“Direksi sampai saat ini belum mendapat info pembicara yang akan diundang dalam kegiatan Ramadan,” katanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pelni akhirnya memutuskan untuk meniadakan kegiatan ceramah dalam kegiatan Ramadan. Sementara buntut dari pembatalan ini, ada pejabat yang dimutasi dari jabatannya ke posisi lain.
“Sementara ini yang dimutasi level supervisor dan dibebastugaskan sebagai VP,” ujarnya.
“Ini pelajaran sekaligus warning kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan mencopot ataupun memecat pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikit pun, berangus,” tutupnya. (rob)
