WartaPenaNews, Jakarta – Sudah ke delapan kali, BINUS Northumbria School of Design berpartisipasi di Jakarta Fashion Week. Setiap karya para mahasiswa jurusan Fashion, selalu ‘mencuri’ perhatian pengunjung, menjadi pembicaraan, serta diapresiasi oleh banyak kalangan di industri modest fashion dan para steakholder.
Upaya memelihara, melestarikan serta mempromosikan wastra Nusantara, menjadi p project mahasiswa BINUS jurusan fashion. Beragam wastra adati cantik, bernilai seni dan sejarah, serta banyak dilirik oleh asing menjadi inspirasi, diolah menjadi karya seni busana ready-to-wear.
Keindahan alam dan budaya, yang tercermin dari adat istiadat Hulondalo atau Gorontalo yang sudah lama ‘tertidur’ menjadi inspirasi mahasiswa BNSD. Mereka mampu memberi nilai lebih, untuk pasar lokal dan global.
Eksistensi Berbuah Dukungan
Totalitas mahasiswa BINUS dalam mengembalikan marwah fashion sebagai suatu profesi yang penuh dengan pembelajaran, reseach, inovasi, kreatifitas, serta kerja keras menjadi profesionalisme seluruh mahasiswa. Hal ini sudah tentu tidak lepas dari peran Northumbria University Newcastle, Inggris.
Melalui karya, mereka ingin meneriakan kepada bangsa ini, khususnya ge nerasi muda untuk kembali ke akar rumput. Bangga dengan wastra adati Nusantara.
Salah satu pihak yang memberikan apresiasi kepada mahasiswa BINUS adalah Bank Indonesia, yang memberikan support pada saat riset hingga tampil di runway Jakarta Fashion Week.
Perwakilan dari Bank Indonesia, Agus melihat antusias para mahasiswa sangat membanggakan. Mereka menjelajah seluruh tanah Gorontalo. Penuh rasa ingin tahu, menyukai setiap hal yang tidak terduga, antusias untuk mendesain wastra menjadi sesuatu yang dikehendaki milenial.
Salah satu kunci keberhasilan mahasiswa BNSD dalam memberi nilai pada setiap karya yang dihasilkan, berani berpikir dengan membuat karya seni berbeda. Ini memang soal keberanian, sekaligus kecermatan untuk menemukan ‘dunia baru’ dari alih fungsi wastra Gorontalo menjadi desain busana ready-to-wear yang tidak terbayangkan sebelumnya. Para mahasiswa mau membiarkan dirinya melangkah lebih jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
10001 Kisah Membuat Busana Bermakna
‘Hulontalo’, Seruan Dari Utara menjadi tema sentral enam lini fashion dari Daily Weird, ULO, Kontinu, Berontak, 1942, DAHA dan VEIN.
Head of Fashion Program BINUS Northumbria School of Design, Ratna Dewi Paramita, berharap karya-karya terbaik dari mahasiswa pilihan BNSD dapat diapresiasi dengan baik oleh publik, serta menarik minat generasi muda dengan menjadikan fashion berbahan wastra adati sebagai lifestyle, yang bernilai dan indah.
Maharani Yolanda dan Stefani Verlinda Latief mengangkat tema ‘Daily Weird’ – keunikan busana dan cara berpakaian masyarakat Gorontalo menjadi ide dasar untuk menghadirkan pola dari keindahan alam, dengan sentuhan unik yang berasal dari layering, serta pola yang tidak dimiliki oleh brand lain.
Ikyu Esjepe dan Joceline Salvia mewujudkan rasa syukur Udu’Olo dengan lini ULO dari ragam koleksi busana untuk anak. Keceriaan, keseruan, serta dunia bermain anak-anak dihadirkan melalui warna-warni cerah, yang menyiratkan keindahan alam, serta kekayaan budaya Gorontalo.
Kontinu, hadir dari pemikiran kreatif Karen Jeshanah dan Owen Kumala. Berfokus pada Gorontalo sebagai yang utama, yang diterjemahkan dalam ragam pilihan kain, warna, siluet serta detail. Ciri khas berupa warna solid yang kontras satu dengan yang lain, struktur dan siluet simetris tentang lingkungan berupa hiu paus dan burung maleo.
Tercatat dalam sejarah, serta jarang diketahui, Gorontalo telah memerdekan diri di tahun 1942. Rekam jejak sejarah ini sangat membekas bagi Julia Dian Ferdinand dan Ian Hugen dengan menghadirkan lini Berontak, 1942. Seluruh koleksi memberi arti akan nilai-nilai kerja keras, serta semangat untuk memperjuangkan hak dan kebebasan dari tekanan yang dihadapi. Sangat inspiratif.
Era perjuangan, serta perubahan yang membentuk masyarakat Gorontalo hingga sekarang ini, hadir melalui brand DAHA, dari bahasa Gorontalo yang berarti melindungi. Siluet busana DAHA dipengaruhi era kolonialisme dengan warna-warna inspirasi dari masa-masa transisi. Detail dari fauna laut yang ikonik mampu mencuri perhatian. Salah satunya, hiu paus yang dijadikan interior masjid pertama di masa pemerintahan Hunto Sultan Amay.
Energi dari keindahan dan kecantikan masyarakat Gorontalo menjadi inspirasi lini VEIN, yang artinya vena. Harmonisasi masyarakat, dengan alam dan fauna, awalnya terhubung dari pembuluh darah yang akan membawa kembali ke asal. Endingnya, keindahan berasal dari kehidupan dan energi dari setiap individu yang menyebut Gorontalo sebagai rumah.
Koleksi pertama VEIN menghadirkan siluet feminin, berpotongan tebal, bergaya elegan, dengan detail mutiara halus dan sulaman.
Dual-Award Untuk Profesional Global
Program Fashion Design dan Fashion Management di BINUS Northumbria School of Design merupakan program dual-award, yang bekerjasama dengan Northumbria University, Inggris.
Bertujuan menghasilkan lulusan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang luas dan global. Lulusan dilatih untuk cakap terhadap pasar yang dinamis, dari pakaian siap pakai (ready – to – wear), dari pakaian wanita, pria serta pakaian anak-anak.
Selain itu, para lulusan BNSD dibekali pengetahuan mengenai analisa tren mendatang, dalam rangka membentuk visi, kemampuan berkomunikasi untuk mewujudkan suatu makna ke end-user dan pengalaman proses produksi, untuk memenuhi permintaan industri. Selama proses belajar, akan ada satu atau dua semester yang khusus difokuskan pada kerja magang, untuk mempersiapkan lulusan menjadi profesional di bidang fashion. (bud)
