WartaPenaNews, Jakarta – Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mewanti-wanti jangan sampai pembangunan Silicon Valley ala Indonesia atau Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat mangkrak.
Huda membandingkan proyek Silicon Valley dengan Bandara Kertajati dari dari bandara komersial menjadi bengkel pesawat.
“Potensial mangkrak. Atau menjadi sama seperti proyek bandara komersial yang hanya jadi bengkel pesawat seperti yang terjadi pada Bandara Kertajati,” ujar Nailul Huda dalam diskusi virtual, Jakarta, Kamis (15/4).
Kekhawatiran ini, bukan tanpa alasan sebab Bukit Algoritma hingga kini hanya program pembangunan secara fisik namun tidak mengangkat konteks inovasi. Hal itu lantaran BUMN yang dilibatkan dalam pembangunan Silicon Valley ala Indonesia ini bukan dari sektor ICT melainkan konstruksi.
“Nah tadi yang saya bilang juga tidak ada BUMN dari sektor ICT, terus ekosistem inovasi msh rendah. Itu yang menunjukan bahwa ini hanya penjualan properti,” ungkap Nailul Huda.
Dia melanjutkan, ketika Bukit Algoritma tidak mengedepankan sebagian manusia maka bisa buat ketimpangan digital antara desa dan perkotaan bisa menjadi lebih lebar. Di tengah keterbatasan itu, pembangunan Silicon Valley ini sebenarnya ‘Halu’ atau hanya impian.
“Kenapa saya sebut kehaluan? Karena ada beberapa catatan yang tidak bisa menunjang pembangunan Sillicon Valley secara inklusif, malah bisa jadi eksklusif dan menjadi serangan balik bagi ekonomi nasional,” paparnya.
Keraguan yang sama juga datang dari Direktur Program Indef, Eshter Sri Astuti. Dia menilai, kapasitas dan kesiapan teknologi dalam negeri masih cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Saat ini Indonesia menduduki posisi ke-80 dari 131 negara di dunia.
Berdasarkan data World Intellectual Property Organization sepanjang 2017-2020, indek sumber daya manusia (SDM) Indonesia berada di rangking 70-90 dibanding Singapura, Korea, dan Jepang.
Dia meyakini, persoalan teknologi dan SDM di Tanah Air inilah yang menjadi latar belakang didirikannya kawasan industri riset dan teknologi 4.0 (ristek) atau Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, yang serupa dengan Silicon Valley di California, Amerika Serikat.
Rencananya pemerintah akan membangun kawasan Silicon Valley ala Indonesia dilakukan di atas lahan seluas 888 Ha. Adapun nilai investasi yang disiapkan mencapai Rp18 triliun. (rob)