WartaPenaNews, Jakarta – Di awal pandemi COVID-19, muncul beberapa laporan yang mengatakan jika virus corona telah menyebabkan melemahnya indra penciuman. Peneliti Australia menjelaskan kebenaran dari laporan ini.
Awalnya, sulit sekali untuk memahami seberapa akurat laporan ini, karena siapapun yang terkena flu biasa juga kehilangan indra penciuman dan sakit kepala.
Namun, para pakar dengan cepat menyadari jika hilangnya indra penciuman yang disebabkan COVID-19 sebagai salah satu gejala dari penyakit tersebut, jauh lebih parah dari sekedar hidung yang tersumbat.
Sekelompok peneliti global, termasuk dari Australia, saat ini masih mendalami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman.
“Dampak yang ditimbulkan pada indra penciuman tidak hanya lebih parah daripada penyakit menular lainnya, tapi kemungkinan juga lebih lama,” kata Eugeni Roura, ilmuwan nutrisi dari University of Queensland yang ikut terlibat dalam penelitian ini.
Penemuan Profesor Roura dan sesama ilmuwan mungkin bisa menjelaskan mengapa butuh waktu lama bagi orang yang pernah terpapar virus tersebut untuk dapat mencium kembali.
Mengenal fungsi indra penciuman
Pertama mari kita mengenal kembali bagaimana indra penciuman dan indra perasa lainnya bekerja ketika badan kita sehat dan berfungsi secara normal.
“Mereka adalah sensor penjaga gerbang,” kata Alex Russell, peneliti senior pascadoktoral di CQUniversity, yang mendalami ilmu penciuman.
“Fungsinya adalah untuk menjauhkan makanan basi atau beracun untuk masuk ke dalam tubuh.”
Sementara itu, cara bekerja indra perasa sifatnya lebih sederhana.
Lidah manusia dibungkus oleh buntalan sel sensorik, yang dikenal dengan pengecap, yang membedakan rasa manis, asam, asin, pahit, dan gurih atau umami, termasuk “chemestesis” untuk mengecap rasa pedas.
Indra penciuman memiliki fungsi yang berbeda, selain berperan agar manusia bisa mengenali makanan,
Ketika udara melewati selaput lendir di hidung kita, zat kimia di udara larut ke dalam selaput tersebut dan secara langsung terdeteksi oleh reseptor di dalam rongga hidung, yang ilmuwan kenal dengan nama epitel olfaktorius, kemudian mengirim sinyal ke otak.
“Kalau indra penglihatan, sinyal yang kita dapatkan dari mata harus melalui sedikit pemrosesan sebelum kita bisa berpikir “apa yang sedang kita lihat”. Tapi, indra penciuman tertanam di bagian otak kita, seperti ingatan dan emosi.”
Inilah mengapa, menurut Dr Russell, mudah sekali bagi manusia untuk mengembalikan memori masa lalu dari indra penciuman.
Mengapa virus corona membuat penciuman hilang?
Alasan mengapa kita kehilangan kemampuan mencium ketika pilek atau flu adalah penyumbatan.
Dr Russell mengatakan untuk dapat mendeteksi bau, harus ada aliran udara yang melewati selaput lendir.
“Bila tersumbat, tidak akan ada molekul yang masuk ke dalam hidung,” katanya.
“Selain itu, molekul tersebut juga harus larut dalam selaput lendir itu. Jadi, kalau dalam kondisi kering, proses ini juga tidak akan terjadi.”
Namun, Profesor Roura mengatakan penciuman terkait COVID-19 tidak disebabkan penyumbatan.
“COVID-19, kelihatannya lebih parah. Virus tersebut melewati mukosa dan merambat ke neuron, yang membawa pesan penciuman ke otak,” kata dia.(mus)