22 April 2025 - 17:19 17:19
Search

Ini yang Akan Dilakukan BTN Untuk Dongkrak Kinerja Tahun ini

WartaPenaNews, Jakarta – Kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN pada tahun 2019 lalu tergolong tak begitu menggembirakan. Tercatat, tahun lalu laba bersih BTN merosot sebesar 92,55% menjadi Rp209,6 miliar dari Rp2,81 triliun pada 2018.

Pada tahun ini, BTN akan berupaya melawan pelemahan kinerja agar tidak terulang kembali seperti tahun sebelumnya. Perseroan pun melakukan langkah-langkah strategis agar kinerja tetap cemerlang di tahun ini. Salah satunya perseroan berencana membentuk unit kerja baru untuk mempercepat penyelesaian kredit bermasalah dan sentralisasi penanganan untuk mempercepat penjualan kredit bermasalah.

Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan, BTN akan meningkatkan penjualan dengan menggandeng Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Sarana Multigriya Finansial termasuk mengambil jalur hukum terhadap kredit bermasalah. Persoalan inilah yang dituding menjadi penyebab laba bersih perusahaan pada tahun lalu tergerus hingga 92,5%.

“Kenaikan kredit bermasalah ini yang menyebabkan laba bersih perusahaan pada tahun lalu anjlok hingga 92,5%. Seiring kenaikan kredit bermasalah, BTN juga melakukan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari Rp3,29 triliun menjadi Rp6,16 triliun,” ujar Pahala kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/2/2020) malam.

Hingga 31 Desember 2019, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 4,78% atau naik dibandingkan periode sebelumnya 2,81% dan rasio NPL nett sebesar 2,96% atau naik dari tahun lalu 1,83%.

Akibat pencadangan yang tinggi itu, membuat coverage ratio BTN yang sebelumnya berada level 50% terhadap kredit bermasalah menjadi 109,47% pada Januari 2020. Peningkatan tersebut, juga sejalan dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71, bank harus memiliki cadangan CKPN di atas 100 persen.

“Kami harus meningkatkan pencadangan dan juga mempengaruhi bagaimana kami melakukan dan menentukan klasifikasi kredit kami. Karena sudah melakukan pencadangan atas NPL yang naik tersebut, tahun ini BTN memperkirakan akan menambah pencadangan pada CKPN sebesar Rp1,2 triliun,” jelas Pahala.

Baca Juga: Menteri Edhy Ingin Inovasi Pengawasan Kelautan Sejahterakan Nelayan

Nantinya, kata Pahala, jika mampu menjaga kualitas kredit baru, maka angka CKPN tahun ini bisa berkurang dan membuat laba bersih tahun ini semakin membesar. “Coverage ratio-nya ditargetkan bisa mencapai 120 persen pada tahun ini,” ucapnya.

Pahala menjelaskan penyebab melonjaknya kredit bermasalah tahun lalu di antaranya karena BTN menurunkan kredit dengan kualitas rendah (loan at risk), terutama di segmen komersial high rise atau apartemen. “Penurunan kualitas kredit tersebut dikarenakan melambatnya penjualan apartemen,” ucapnya.

Menurutnya BTN menurunkan kualitas kredit berisiko di segmen komersial mencapai Rp1,3 triliun pada tahun lalu. Mayoritas kredit yang diturunkan ini kepada debitur komersial high rise yang sudah berulang kali direstrukturisasi.

Salah satu kredit bermasalah berada di kawasan Kalimalang dengan plafon kredit mencapai Rp650 miliar. Sedangkan kredit bermasalah pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi di bawah level satu persen dari total kredit Rp111,13 triliun. Sementara, kredit bermasalah pada KPR non-subsidi berada level 3,7% dari total Rp80,64 triliun. (rob)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait