WartaPenaNews, Jakarta – Kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengklaim telah memproleh 62% hasil perhitungan suara real count yang dilakukan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Terkait akan hal itu, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menemukan data perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo-Sandi unggul 62% tidak proporsional, sehingga menyebabkan adanya perbedaan hasil dengan perhitungan suara sementara KPU dan hasil hitung cepat lembaga survei.
“Ternyata setelah kita cek ada perbedaan data. Data yang masuk di data center mereka tidak proporsional,” kata Karyono dalam diskusi publik di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Menurut Karyono, klaim kemenangan Prabowo-Sandi 62% berdasarkan C1 yang masui ke data center mereka, setelah dicek teryata ada perbendaan data.
Dirinya mencontohkan, dalam pengambilan data di Banten dan cara pengambilan sampel juga ternyata kurang proporsional. Data yang masuk ke kubu 02 pun hanya 0,6%.
“Kalau menurut proporsi KPU. Banten itu 0,8. Di DKI Jakarta, proporsi data yang masuk data center mereka 13,7%. Sementara proporsi data TPS di Jakarta hanya 3,6%,” ucapnya.
Menurut Karyono, data yang tidak proporsional akan menyebabkan hasil penghitungan yang bias. Tidak heran terjadi perbedaan yang sangat signifikan antara hasil perhitungan suara kubu 02 dengan data dari lembaga survei kredibel.
“Kesimpulannya adalah data yang ditampilkan kubu Prabowo sandi yang diklaim 62% itu datanya tidak proporsional, sehingga datanya pasti bias,” pungkasnya. (rob)